Saat Milenial Ingin Atur Perjalanan Bisnis Sendiri, Ini Sikap Merek

marketeers article
65498953 business man using mobile phone app in airport. young business professional man texting smartphone walking inside office building or airport terminal. handsome man wearing stylish suit jacket indoors.

Traveling tidak sekadar bepergian dalam rangka berwisata. Terkadang traveling juga berkaitan dengan agenda kegiatan bisnis. Dengan banyaknya kalangan milenial yang saat ini masuk dalam angkatan kerja, dalam perjalanan dinas milenial berharap bisa meraih kebebasan dalam mengelola perjalanan bisnis mereka.

Dengan cara ini, mereka dapat memilih akomodasi berdasarkan alasan daring, ranking, dan lokasi menarik setelah urusan bisnis selesai. Bagi mereka, perjalanan dinas memberikan pengalaman khusus dan kesempatan untuk mengeksplorasi lokasi yang mereka datangi lebih jauh lagi.

Global Business Travel Association dan Dinova mengungkapkan hasil survei global gaya santap para profesional saat melakukan perjalanan dinas. Survei yang dirilis pertengahan Agustus 2018 tersebut menyebutkan bahwa 51% pekerja milenial (di bawah 34 tahun) lebih menyukai makanan fast food alias gaya dine on the go. Sementara, 51% dari pekerja Generation X (35-54+) menggemari gaya makan sambil berkumpul dengan koleganya atau fast casual dining, dan 71% dari Boomers (55 tahun ke atas) lebih memilih gaya wine and dine atau upscale casual dining.

Bagi pekerja milennial, kebebasan dalam perjalanan bisnis mereka manfaatkan seoptimal mungkin untuk lebih banyak “membuka” mata dan memberi pengalaman baru bagi lidah mereka ketimbang menghabiskan waktu bersama kolega bisnis. Namun di sisi lain, perusahaan memiliki tantangan untuk menyediakan kebijakan travelling yang sesuai dengan anggaran.

“Perusahaan memiliki tanggung jawab besar dalam mengelola aktivitas perjalanan karyawan, dengan memprioritaskan keamanan serta kenyamanan karyawan agar tujuan bisnis tercapai. Misalnya, sukses meraih business deal atau dapat mengikuti seminar dan training dengan baik selama business trip,” ujar Hendriyapto, VP Commercial Dwidayatour.

Ia mengingatkan perusahaan juga perlu memastikan bahwa pengeluaran untuk perjalanan-perjalanan ini tidak membengkak. Dapat juga disesuaikan dengan jabatan maupun benefit yang berlaku bagi masing-masing karyawan. Sebab itu, perusahaan membutuhkan kebijakan perjalanan dinas atau kebijakan travel yang fleksibel dan memastikan perusahaan mendapatkan harga terbaik.

Sebab itu, Dwidayatour memperkenalkan layanan terbarunya melalui Corporate Booking Tools. Layanan dari Dwidaya ini diyakini dapat mengendalikan kebutuhan travel bagi para karyawan sambil tetap menjaga produktivitas selama perjalanan dinas, serta memangkas pengeluaran perjalanan dinas perusahaan hingga 50%.

Perusahaan melalui karyawannya dapat memilih penerbangan serta hotel dari lokasi manapun selama 24 jam. Dan, poses approval dapat dilakukan secara instan oleh atasan maupun lintas divisi dalam perusahaan.

Dengan Corporate Booking Tools, seorang pengguna dapat memilih jenis tiket pesawat dan reservasi hotel yang sudah difilter sesuai kebijakan perusahaan, meliputi jabatan dan benefit yang diperoleh masing-masing karyawan. Setelah mendapat approval, pengguna langsung menerima e-mail konfirmasi, berisi kode booking hotel maupun pesawat.

Harga yang diinformasikan dalam sistem ini merupakan harga terendah dalam sistem lowest logical fare sehingga perusahaan dapat menekan anggaran perjalanan bisnis hingga 50% tanpa mengganggu proses operasional,” tutup Hendriyapto.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS