Saatnya Merek Jaga Relevansi Lewat Manajemen Stres

profile photo reporter Ellyta Rahma
EllytaRahma
28 September 2020
marketeers article
Exhausted businesswoman having a headache in modern office. Mature creative woman working at office desk with spectacles on head feeling tired. Stressed casual business woman feeling eye pain while overworking on desktop computer.

Menanggapi pandemi yang berdampak negatif pada aspek kehidupan konsumennya, merek produk kecantikan Crystallure menggandeng Zeta Bags menggelar webinar pengelolaan stress selama pandemi. Tidak sekadar untuk riding the wave, nyatanya topik pengelolaan stres bisa menjari strategi menjaga relevansi antara konsumen dan merek-merek gaya hidup.

Dalam acara bertajuk Inspiring Glow Session: Be Productive and Less Stress During Crisis, Crystallure dan Zeta Bags diwakili oleh psikolog sekaligs CEO Analisa Personality Development Center Analisa Widyaningrum berbagi tips mengatasi stres di masa pandemi.

“Acara ini juga mencerminkan komitmen Crystallure mengenai definisi cantik yang merupakan cerminan dan ekspresi positif dari diri perempuan. Di dalamnya, terdapat kualitas dan aktualisasi diri. Tampil cantik tidak hanya dari fisik, tapi juga kondisi di dalam diri. Untuk itu, nilai negatif seperti stres pun harus dikelola,” jelas Karina Agnia, Crystallure Brand Representative.

Pendapat ini diamini oleh Analisa. Sebagai ahli psikologi, dirinya menekankan bahwa stres yang tidak dikelola akan berpengaruh besar terhadap tampilan. Stres bisa menyebabkan kulit kusam dan aura yang mengelilingi diri tidak terlihat cerah.

“Di masa pandemi ini, semua orang menghadapi tantangan kesulitan yang sama, yaitu sama-sama berusaha untuk sehat sejahtera. Stres menjadi cara yang tidak bisa dihindarkan akibat adanya perubahan pola hidup yang menuntut untuk diadaptasi. Namun, kita tidak bisa terus menerus stres. Terutama bagi perempuan, stres tidak hanya berpengaruh pada kecantikan, tapi juga keseimbangan hormon dalam tubuh,” jelas Analisa.

Dalam mengelola stres, Analisa menjelaskan ada beberapa langkah yang harus diterapkan. Pertama, kenali emosi yang ada dalam diri. Kita perlu merasakan emosi-emosi yang muncul. Apakah senang atau sedih? Tujuannya untuk membaca kondisi diri.

Kedua, berusahalah untuk menyadari apa yang sedang terjadi. Seperti dalam masa pandemi ini, stres kebanyakan muncul dari rasa bosan karena tidak bisa keluar rumah, khawatir terpapar virus, maupun kondisi ekonomi yang memburuk karena bisnis atau pekerjaan menghadapi tantangan.

“Pembacaan kondisi ini penting dilakukan. Dengan memahami apa yang sedang terjadi, maka akan lebih mudah membaca penyebab stres. Sehingga, stres bisa lebih diatasi,” lanjut Analisa.

Bagaimana mengelola stres agar tidak berkepanjangan? Analisa menjawab bahwa aktualisasi diri bisa menjadi cara untuk menghilangkan stres. Uniknya, berbeda orang, berbeda juga cara dalam mengaktualisasi dirinya.

“Ada yang mengatasinya dengan hobi, ada yang berinovasi menciptakan hal baru. Hobi sendiri ada banyak, kan? Tidak jarang aktualisasi diri, terutama perempuan dilakukan dengan menjalankan hobi kecantikan seperti merawat diri. Jangan salah, saat melakukan rangkaian skin care dan berdandan sesuai gaya yang kita suka, sebenarnya kita sedang mengaktualisasikan diri. Dengan tampil optimal, perempuan akan merasa we matter the most,” tutup Analisa.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related

award
SPSAwArDS