Sambut Ekosistem IoT, Pemerintah Bangun Regulasi Ramah Inovasi

marketeers article
IoT di Indonesia Technology Forum

Era komunikasi data berbasis seluler membawa konsekuensi baru bertumbuhnya inovasi. Salah satu yang akan menonjol ke depan adalah penerapan IoT (internet of things) yang memungkinkan beragam benda dapat ‘berkomunikasi’ antarmereka, termasuk diakses melalui perangkat smartphone.

Perkembangan ini seiring dengan perkembangan perangkat berjalan di Indonesia. Menurut data dari International Data Corporation (IDC), diperkirakan pada tahun 2020 akan ada 8,6 miliar perangkat di Asia dengan nilai pasar sekitar US$ 586 miliar. Ini menjadi peluang bagi pelaku industri IT dan operator.

Banyak yang bisa digali dari teknologi ini, mulai dari pengontrolan berbagai peranti seperti penanda ketinggian air sungai, lalu lintas, hingga kendaraan dapat dilakukan melalui IoT. Juga peranti sandangan (wearable devices) yang berbasis IoT seperti baju, jam tangan, alat kesehatan hingga telemetri dapat menggunakan keberadaan IoT.

Tetapi masalahnya, ekosistem IOT harus disikapi dengan cermat. Ada tiga hal yang menjadi perhatian Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia yang bertanggungjawab langsung atas perkembangan teknologi di Tanah Air dalam mengembangkan regulasi terkait IoT ini. Tiga hal tersebut, antara lain frekuensi, standarisasi, dan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dari perangkat itu sendiri.

“Kami dari Kominfo tidak ingin buru-buru membuat regulasi. Kami sedang menggodok regulasi yang ideal yang tidak mematikan inovasi juga mengurung kemungkinan kriminilasitas terjadi,” ujar Ismail, Dirjen Sumber Daya dan perangkat Pos dan Informatika Kominfo mewakili menteri dalam Seminar Nasional yang digalang oleh Indonesia Forum Technology (ITF) di Balai Kartini, Jakarta, Senin (16/10/2017)

Pada dasarnya, Menteri Kominfo Rudiantara pernah mengatakan, the best regulation is less regulation. Menurutnya, pemerintah jangan terlalu ketat meregulasi terhadap hal-hal yang dinamikanya sangat cepat atau dinamis kecuali yan statis. Kita butuh ruang untuk inovasi.

Dari sisi industri, ruang lingkup yang luas serta pasarnya yang luar biasa membuat perusahaan sebesar GE (General Electric) pun melirik IoT sebagai salah satu solusi. “Ekosistem IoT harus dibangun secara sinergi di antara pemangku kepentingan termasuk kalangan industri,” kata Muliandy Nasution, Market Development GE Indonesia.

Perusahaan besar bidang telekomunikasi dan elektronika memang banyak melirik IoT sebagai peluang besar bisnis di masa mendatang. Dari sisi teknis, sebagai sebuah perangkat dengan standar tersendiri memang harus diperhatikan bahwa IoT juga menyimpan bom waktu yang harus diantisipasi sejak awal, seperti tersedotnya data pribadi, dan lain-lain.

Dengan kondisi tersebut, Indonesia Technology Forum (ITF)  mendorong adanya regulasi dan penataan ekosistem IoT yang sehat dan mampu membawa manfaat tidak hanya bagi masyarakat tetapi juga bagi pemangku kepentingan di sektor telekomunikasi dan informatika serta memajukan keunggulan ekonomi Indonesia.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related

award
SPSAwArDS