Menjadi Intim dan Autentik Bersama Secangkir Filosofi Kopi

marketeers article

Sebagai pusat perekonomian, Jakarta dijejali dengan kedai-kedai kopi tersohor yang menawarkan variasi biji kopi hingga proses peracikannya. Salah satu yang tersohor saat ini adalah kedai Filosofi Kopi. Kedai ini terbilang unik lantara bermula dari sebuah novel karangan Dewi Lestari yang diadaptasi menjadi sebuah film. Lantas diciptakan sebuah kedai sebagai bagian dari kampanye promosi film Filosofi Kopi.

Rio Dewanto, salah satu pemeran utama dalam film Filosofi Kopi menyebutkan, Filosofi Kopi merupakan first user generated movie yang mencoba mengajak penonton terlibat dalam proyek Filosofi Kopi. “Dari awal dibentuk memang telah disiapkan untuk menciptakan universe dari Filosofi Kopi di dunia asli. Orang bisa bertemu langsung dengan Ben dan Jody (karakter di Filosofi Kopi). Bisa merasakan kopi yang mereka baca di buku atau saksikan di film. Kami ingin universe ini benar-benar ada di lingkungan kita,” ujar Rio.

Berlokasi di bilangan Melawai, Jakarta, kedai Filosofi Kopi berhasil menjembatani kehidupan di novel, film, dan kehidupan nyata. Meskipun tidak terlalu luas, kedai ini memberikan suasana yang hangat dan intim. Di kedai ini, sengaja tak disediakan jaringan internet agar para pengunjung bisa bersua satu sama lain. Termasuk berinteraksi langsung dengan barista. Mereka berkumpul karena penasaran serta rasa cintanya terhadap secangkir kopi.

Handoko Hendroyono selaku produser dan salah satu pendiri kedai Filosofi Kopi menjelaskan bahwa kunci sukses kedai ini adalah kepekaan untuk menangkap tren dan mengakselerasinya menjadi suatu hal yang unik.

“Banyak kultur yang bisa diambil dari negeri ini. Misalnya di Aceh, minum kopi itu di sana tidak sekadar minum, namun menjadi sebuah ruang diskusi dan solusi. Kedai kopi di sini menjadi sebuah ruang kreatif berkumpulnya banyak orang dari beragam latar belakang,” jelasnya.

Buka sejak pukul 11 siang hingga 11 malam, membuat kedai Filosofi Kopi selalu ramai akan pengunjung. Selain di Jakarta, saat ini kedai Filosofi Kopi telah dibuka di Yogyakarta. Tidak lama lagi, kedai Filosofi Kopi akan menyapa pencinta kopi di Malang, Surabaya, Makassar, Bandung, dan Semarang.

Menjamurnya kedai kopi di beberapa kota saat ini menurutnya harus dipandang sebagai suatu hal yang positif. Beberapa indikatornya adalah peningkatan apresiasi kepada para petani, barista, dan teknik menikmati kopi. Namun, ia mengingatkan bahwasanya dari segi bisnis, membuka kedai kopi tidak boleh latah.

Baginya bisnis kedai kopi harus digeluti secara serius. Tidak bisa hanya mengandalkan modal yang besar tanpa mau mendalaminya. “Story telling, karakter, dan tema harus kuat. Banyak sudut pandang  tentang kopi yang bisa diambil. Yang terpenting kopinya harus benar dan baik,” pungkasnya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS