Selain TVC, Merek Punya Cara Beriklan Lain di Televisi

marketeers article
Tahun ke tahun, belanja iklan (advertising expenditure/adex) di televisi Indonesia selalu mengalami pertumbuhan. Tahun 2013 nilainya Rp 68,6 triliun, tahun 2014 tumbuh 10% menjadi Rp 75,8 triliun, dan hingga kuartal ketiga tahun 2015 sudah menembus Rp 62 triiun.
 
Kendati meningkat, kenyataannya, pertumbuhan jumlah televisi komersial (TVC) bergerak sangat landai. Padahal, adex televisi sepanjang kuartal ketiga 2015 meningkat 8%. Hal ini menurut Direktur Media Nielsen Indonesia Hellen Katherina disebabkan karena pengiklan mulai menemukan format iklan lain.
 
Setidaknya ada empat format iklan di luar TVC yang dipakai oleh merek saat ini, seperti squuezed frame, running text, super impose, dan backdrop. Format iklan ini digunakan para brand selama program televisi berlangsung. Cara ini dinilai cukup efektif, sebab penonton biasanya akan pindah stasiun televisi saat iklan berlangsung.
 
Riset Nielsen juga menunjukkan bahwa entertainment (19%) dan serial televisi (22%) menjadi program yang paling mendominasi jumlah penonton. Tak heran, program entertinment dan serial menguasai adex televisi, dengan masing-masing meraih 23% dan 22% dari total adex Rp 62 triliun sepannjang Januari-September 2015.
 
Otis Hahijary, Operations Director ANTV kepada Marketeers mengakui bahwa entertainment dan serial televisi menjadi mesin pendapatan bagi para stasiun televisi hiburan. “Kecenderungannya, jika penonton serial naik, maka penonton entertainment menurun. Begitupula sebaliknya,” ungkapnya.
 
Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS