Selandia Baru: Turis Indonesia Pasar Potensial

marketeers article

Pariwisata Selandia Baru mulai melirik pasar Indonesia. Demi merangkul turis dalam negeri, New Zealand Tourism sebagai badan pariwisata Selandia Baru melakukan eksibisi bertajuk Kiwi Link Indonesia yang mempertemukan pelaku bisnis, pengelola, operator wisata, dan maskapai penerbangan Selandia Baru dengan agen wisata Indonesia.

Ada 27 operator perjalanan dari Selandia Baru bertemu dengan 36 delegasi agen wisata dalam negeri yang berlangsung pada 24-25 Oktober di Grand Hyatt Hotel, Jakarta. Ajang ini tahun lalu dihelat di Singapura, namun tahun ini, Indonesia dipilih karena dianggap sebagai pasar kunci di Asia Tenggara.

Steven Dixon, Manager Regional Asia Tenggara dan Asia Selatan Tourism New Zealand membeberkan alasan mengapa Indonesia menjadi pasar kunci bagi Selandia Baru. Dari sektor makro ekonomi, PDB Indonesia diprediksi akan tumbuh 5,4% hingga tahun 2030, Kelas menengah pun tumbuh signifikan, sehingga kebutuhan travel ke luar negeri mengalami permintaan yang tinggi.

“Dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan turis Indonesia ke Selandia Baru sebanyak 70%. Hingga Oktober 2016, jumlah turis Indonesia mencapai 18.000 orang atau tumbuh 8,5%,” kata Dixon kepada sejumlah awak media yang hadir.

Dixon mengakui, angka tersebut masih kecil untuk negara sebesar Indonesia, apalagi jumlah turis Indonesia ke luar negeri mencapai 6,31 juta jiwa pada tahun 2015. Karena itulah, acara Kiwi Link Indonesia dinilai penting untuk meningkatkan awareness Selandia Baru kepada market nusantara.

“Kami dekati agen wisata agar mereka mengenal produk-produk wisata dan requirement apa yang perlu dipersiapkan ke Selandia Baru. Di sisi lain, kami bisa mengerti market dan karakter orang Indonesia,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, rata-rata biaya yang diperlukan pelancong Indonesia untuk pergi ke Seladia Baru adalah sekira NZD 3.800 atau setara Rp 35,3 juta per sekali trip. Angka itu tentu saja bergantung pada pilihan akomodasi serta lama waktu yang dihabiskan selama di Selandia Baru. “Selandia Baru bukanlah wisata murah, melainkan premium. Sehingga, mesti direncanakan,” katanya.

test
Kategori turis Indonesia dan aktivitas yang dilakukan di Selandia Baru (sumber: newzealand.com)

Dixon bilang, rerarta pelancong Indonesia mengabiskan waktu berpelesir di Selandia Baru antara 10-17 hari. Yang mereka lakukan adalah wisata budaya, kuliner, serta wisata alam.

“Tempat-tempat favaorit turis Indonesia adalah Rotorua yang merupakan pusat budaya Maori. Kedua, wisata kuliner di ladang anggur, dan ketiga pergi ke Pulau Waiheke menggunakan kapal feri dari Auckland,” jelas Dixon.

Gunakan Facebook

Dixon menyadari bahwa perkembangan teknologi informasi serta internet membuat karakter turis berubah. Mereka begitu aktif menggunakan smartphone dalam aktivitas sehari-sehari. Hal ini membuat kanal digital seperti Facebook dan Google menjadi platform pemasaran utama bagi New Zealand Tourism.

Sebab, katanya, pelancong saat ini melakukan pencarian mengenai destinasi wisata sebelum melakukan trip. Sehingga, harus dipastikan, informasi yang didapat wisatawan tepat dan sesuai yang diharapkan.

Sebagai langkah strategis, sambung Dixon, badan pariwisata ini beriklan di Facebook untuk menggaet profesional independen Tanah Air berusia 25-45 tahun. Sedangkan di Google, New Zealand Tourism memanfaatkan Search Engine Optimization dengan kata kunci spesifik.

“Jika Anda mengetik kata Bungee Jumping, laman teratas adalah newzealand.com,” tutur Dixon.

Tahun lalu, Selandia Baru berhasil mendatangkan 3,3 juta wisatawan mancanegara. Adapun tiga negara penyumbang turis tertinggi adalah Australia, Amerika Serikat, dan Tiongkok.

“Target kami untuk Indonesia sampai akhir tahun adalah pertumbuhan turis yang datang double digit,” tutupnya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS