Semakin Hemat dan Hijau Lewat Power Bank Ultra PLN Disjaya

marketeers article

Jakarta sebagai ibu kota negara membutuhkan ketersediaan listik dengan daya yang tidak sedikit. Banyaknya gelaran-gelaran besar atau pun pengerjaan konstruksi skala besar membutuhkan daya yang cukup besar. Di satu sisi, banyak pemilik event dan pengembang mempercayakan supply listriknya pada mesin genset.

Menyadari adanya kebutuhan pasar yang cukup besar untuk segmen ini, PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (Disraya) memberikan solusi jaminan kehandalan dan proteksi listrik. Melalui produk Power Bank dan Uninterruptible Power Supply (UPS).  “Melalui kedua alat ini kami berikan jaminan listrik anti kedip dan layanan back-up system,” terang Muhammad Ikhsan Asaad, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya.

Kedua alat ini merupakan bagian dari produk layanan Power Bank Ultra yang cocok digunakan untuk gelaran yang bersifat temporer dan membutuhkan listrik instan dalam kapasitas yang besar. Seperti konser, pesta, dan konstruksi pembangunan. Power Bank Ultra juga salah satu jawaban PLN Disjaya untuk solusi dari pengendalian kualitas udara di Jakarta dengan suplai listrik yang bebas emisi dan polusi.

Konsumen bisa menggunakan layanan Power Bank Ultra dalam berbagai kondisi dan durasi waktu. Mulai dari harian, per tiga bulan, hingga tahunan. Ketersediaan daya pun beragam berdasarkan kebutuhan.

Produk ini dipasarkan melalui konsep direct marketing kepada para pemilik acara atau institusi terkait. Untuk segmen event misalnya diakui tidak mudah untuk menyasar segmen ini. Pasalnya, banyak pemain event organizer dan pemilik venue yang sudah memiliki vendor untuk supply listrik khsuus. Oleh sebabnya, pendekatan langsung menjadi jawaban dari tantangan tersebut. Bahkan, di awal-awal jajaran petinggi PLN Disjaya turun langsung untuk memperkenalkan dan menjual layanan ini.

Ikhsan menjelaskan bahwa penggunaan Power Bank Ultra ini lebih efisien ketimbang penggunaan mesin genset. “Genset itu investasi di awalnya sangat besar. Selain itu, masih menggunakan fosil sebagai penghasil energi, sehingga  cenderung tidak ramah lingkungan. Ditambah, pemeliharaannya juga harus rutin,” tuturnya.

Power Bank Ultra ini tidak disewakan, pelanggan tinggal membeli Kwh, dan besarnya konsumsi listrik akan ditagih kepada pelanggan. Sebagai gambaran, harga listrik dari power bank sebesar Rp 1.600/kWh. Sementara genset membutuhkan solar sebagai bahan bakar. Tiap liter solar menghasilkan listrik 3 kWh. Harga solar non subsidi sekitar Rp 9.000/liter, berarti harga listrik dari genset Rp 3.000/kWh. Itu belum termasuk dengan ongkos sewa genset.

Meskipun terkesan sangat business-to-business (B2B), bagi Ikhsan produk ini bisa digunakan oleh segmen rumah tangga juga. Ia mencontohkan, ketika akan mengadakan acara hajatan di rumah. Biasanya akan ada petugas PLN datang untuk mencabut meteran. Namun dengan Power Bank Ultra, acara bisa tetap berjalan tanpa harus mencabut meteran. “Pelanggan juga tinggal membayar sesuai dengan daya yang mereka gunakan,” jelasnya.

Baginya, saat ini penting untuk mempermudah pelanggan dengan layanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Terlebih dalam dunia usaha, komponen listrik yang mahal akan berpengaruh besar pada beban biaya dan operasional sebuah bisnis.

Related

award
SPSAwArDS