Setelah IPO, PP Properti Genjot Lini Hotel

marketeers article
Setelah berhasil menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) pada Selasa, (19/5/2015), PT PP Properti Tbk, anak usaha dari PT PP (Persero) Tbk siap menggenjot bisnis perhotelan. Setelah membuka dua hotel di Jakarta dan Bandung dengan merek Park Hotel, PP Properti siap membuka lebih banyak lagi kamar hotelnya di berbagai kota di Indonesia.
 
Bengkulu, Makassar, Lombok, dan Kendari adalah sejumlah daerah yang akan dibidik PP Properti untuk mengembangkan Park Hotel. Di sana, PP Properti memanfaatkan tanah bekas kantor cabang PT Properti (Persero) Tbk sebagai lokasi hotelnya. “Kami memanfaatkan aset yang ada untuk membangun hotel. Terlebih, lokasi kantor cabang PP berada di kawasan strategis di pusat kota. Sedangkan, kami mereduksi luas kantor cabang kami,” kata Linda Gustina, General Manager Park Hotel, saat ditemui di Jakarta, Senin, (25/5/2015).
 
Linda bilang, setelah grand opening Park Hotel Bandung pada tahun 2014, PP Properti sempat vakum membangun hotel. Kini, Park Hotel pun disebut-sebut akan hadir di Kota Bengkulu. Hanya saja, PP Properti sempat mengerem ambisinya itu.
 
“Pembangunannya memang tertunda oleh adanya aturan soal larangan PNS menggelar rapat di hotel, serta kurangnya data arus wisata ke Kota Bengkulu yang dimiliki pemerintah propinsi. Namun, kami masih berharap bisa bangun dua hotel tahun ini, yaitu di Bengkulu dan di Lombok,” tutur Linda.
 
Untuk merealisasikan rencana ekspansi hotelnya itu, PP Properti akan mengandalkan dana dari bursa saham. Asal tahu saja, pada hari pertama melantai di Bursa Efek Indonesia, saham perusahaan berkode emiten PPRO ini melonjak naik 11,5% menjadi Rp 240.
 
Dengan maksimal menerbitkan 4,91 miliar lembar saham atau setara 34,98% dari total saham, perusahaan berharap memperoleh dana segar sebesar Rp 884 miliar hingga Rp 1,57 triliun. Dari dana itu, 21% nya akan digunakan PP Properti untuk ekspansi bisnis hotel sepanjang tahun 2015. Jika dihitung, dana tersebut setara Rp 185,6 miliar hingga Rp 329 miliar.
 
Linda menjelaskan, Park Hotel diposisikan sebagi hotel bintang empat yang dikembangkan dan dikelola oleh 100% orang Indonesia. Dengan mengusung  konsep keramahtamahan Indonesia, hotel ini memberikan fasilitas yang sesuai serta harga yang masuk akal bagi kalangan pebisnis.
 
Selain mengembangkan merek hotel sendiri, PP Properti juga ikut andil dalam kepemilikan beberapa hotel berbintang, seperti Harris Hotel di Bandung yang dikelola oleh manajemen hotel Tauzia Group.
 
Tak hanya hotel
Linda yang telah bekerja di PP selama 22 tahun ini mengungkapkan, PP Properti tidak hanya menjadikan hotel sebagai satu-satunya sumber pendapatan rutin (recurring income) perusahaan. Akan tetapi, perusahaan ini berniat masuk ke seluruh produk hospitality lainnya.
 
“Kami telah mengembangkan PP University di Puncak, Jawa Barat sebagai bagian dari divisi hospitality PP Properti. Kami juga akan mengembangkan bisnis resor, ritel food & beverage, manajemen gedung kantor, manajemen hotel, serta agen wisata. Khusus agen wisata, kami akan membeli waralaba travel agent,” tuturnya tanpa menyebut siapa agen wisata yang bakal dilirik PP Properti.
 
Dengan begitu, Linda berharap, pendapatan rutin dari divisi hospitality berkontribusi setidaknya 10% dari pendapatan yang diraih perusahaan induk. “Recurring income akan semakin terasa jika skala bisnis yang dikembangkan semakin besar, dalam artian portofolio produknya semakin banyak,” papar alumni Teknil Sipil Universitas Brawijaya ini.

Related

award
SPSAwArDS