Simfoni untuk Bangsa, Melodi Milenium Sasar Generasi Muda

marketeers article
Simfoni untuk Bangsa, Melodi Milenium Sasar Generasi Muda. (Marketeers/Vedhit)

Konser bertajuk Simfoni untuk Bangsa: Melodi Milenium oleh Jakarta Concert Orchestra sukses menghibur ratusan penonton yang memenuhi Jakarta Concert Hall, di INews Tower, Jakarta pada Sabtu malam (31/8/24). Konser Simfoni untuk Bangsa ini menghidupkan kembali tembang-tembang populer dari dekade 2000-an, menawarkan perjalanan nostalgia yang menyentuh bagi generasi milenial sekaligus memperkenalkan musik era tersebut kepada generasi muda.

BACA JUGA: Lebih dari Sekadar Konser, We The Fest 2024 Pacu Ekonomi Kreatif

Dipandu oleh konduktor Avip Priatna, konser dibuka dengan lagu-lagu hits dari Padi seperti “Hitam”, “Sesuatu yang Indah”, dan “Kasih Tak Sampai”. Harmonisasi antara flute, trombon, biola, cello, dan gitar menghasilkan melodi yang indah dan memukau.

Suasana makin meriah saat paduan suara The Resonanz Children’s Choir tampil dengan energik menyanyikan lagu “Sahabat Sejati” dari Sheila On 7, yang telah diaransemen ulang oleh Fero Aldiansya Stefanus.

BACA JUGA: 5 Lagu Underrated Sheila on 7, Akankah Dibawakan dalam Konser?

Melanjutkan konser, penonton dihibur dengan penampilan lagu-lagu hits lainnya seperti “Masih (Sahabatku, Kekasihku)” dari ADA Band, “Aku Pasti Kembali” dari Pasto, dan “Air dan Api” dari Naif.

Penampilan para penyanyi solo dari Jakarta Concert Orchestra dan Batavia Madrigal Singers berhasil membawa penonton terhanyut dalam nostalgia musik era 2000-an. Tidak hanya menghadirkan nostalgia, konser ini juga memperkenalkan musik era tersebut kepada generasi muda dengan cara yang menyegarkan.

Salah satu momen menarik adalah penampilan The Resonanz Children’s Choir dari kelas Serunai yang terdiri dari anak-anak berusia 4-9 tahun. Mereka membawakan lagu “Jangan Takut Gelap-Bintang” dengan kepolosan dan semangat yang menggemaskan, mengundang senyum dari para penonton.

Total ada sekitar 20 lagu yang dibawakan, menampilkan berbagai genre musik yang pernah populer pada era keemasan industri musik Indonesia. Penampilan solois seperti Farman Purnama, Alexandra Januarvian, Dorothy Averina, dan Quinsha Hutasoit juga memberi warna yang berbeda dalam konser ini.

Avip Priatna, Direktur Musik dan Konduktor Jakarta Concert Orchestra menjelaskan pemilihan lagu dari band-band populer era 2000-an bertujuan untuk mengenalkan kembali musik-musik tersebut kepada generasi muda.

“Era tersebut merupakan salah satu puncak kreativitas musik Indonesia, dan kami ingin generasi sekarang juga mengenal dan menghargai karya-karya itu,” kata Avip kepada awak media.

Avip menambahkan pemilihan lagu didasarkan pada diskusi dengan anak-anak Batavia Madrigal Singers yang tumbuh besar pada era tersebut.

“Kami ingin menghadirkan musik dengan pendekatan yang berbeda, agar tidak hanya sekadar mengulang apa yang pernah ada, tapi juga menawarkan interpretasi baru yang tetap setia pada pesan aslinya,” ujar Avip.

Mereka diberi kebebasan untuk memilih lagu-lagu yang akan dimainkan, yang bertujuan menghadirkan kontras antara satu band dengan band lainnya.

“Generasi muda perlu mengenal kekayaan musik era tersebut, bukan hanya sebagai nostalgia bagi yang pernah hidup di masa itu, tetapi juga sebagai warisan budaya yang layak diapresiasi dan diteruskan,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS