SiteMinder: 50% Wisatawan Menghabiskan Lebih Banyak Waktu di Hotel

marketeers article
Ilustrasi Relax and weekend concept: A beautiful Asian woman awakes from sleep. Stretching in the morning on a luxury hotel room. Sumber: 123RF

Dunia perhotelan terus berkembang, meninggalkan konsep lama yang hanya menjadikan hotel sebagai tempat beristirahat dan membersihkan diri setelah berkeliling kota. Kini, wisatawan mencari pengalaman yang lebih bermakna—menginap di tempat yang tidak hanya nyaman tetapi juga mencerminkan budaya lokal dan ramah lingkungan.

Perubahan ini tercermin dalam survei SiteMinder’s Changing Traveller Report 2025, yang mengungkap bahwa wisatawan semakin mempertimbangkan aspek budaya dan keberlanjutan dalam memilih tempat menginap.

“Terlepas dari keterbatasan anggaran, wisatawan yang sadar akan pengeluaran bersedia mengeluarkan uang untuk hal-hal yang penting dan sesuai dengan nilai-nilai mereka, termasuk membayar biaya tambahan untuk semua jenis penginapan yang ramah lingkungan,” ujar Rio Ricaro, Country Manager SiteMinder Indonesia dalam siaran pers kepada Marketeers yang dikutip pada Selasa (18/2/2025).

Menghabiskan Lebih Banyak Waktu di Hotel

Liburan sering kali identik dengan menjelajahi berbagai tempat dalam waktu terbatas. Namun, tren menunjukkan bahwa semakin banyak wisatawan memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu di hotel.

Survei SiteMinder menemukan bahwa lebih dari 50% wisatawan global memperkirakan akan menghabiskan sebagian besar waktu mereka di penginapan pada tahun 2025, meningkat 1,5% dibanding tahun sebelumnya. Di Indonesia, angka ini bahkan hampir mencapai 80%, menunjukkan betapa pentingnya fasilitas dan pengalaman yang ditawarkan oleh hotel.

Keputusan untuk tetap berada di hotel juga terlihat pada wisatawan internasional. Sebanyak 29% wisatawan yang bepergian ke luar negeri berencana menghabiskan lebih banyak waktu di penginapan mereka, dibandingkan dengan 11% wisatawan domestik.

Menariknya, tren ini justru lebih kuat di kalangan generasi muda. gen Z dan milenial cenderung mengalokasikan lebih banyak waktu di hotel dibandingkan dengan gen X dan baby boomers.

BACA JUGA: Intip Tren Belanja Online yang Mendominasi Awal Tahun 2025

Dengan lebih banyak waktu dihabiskan di hotel, wisatawan juga semakin mencari pengalaman yang lebih kaya. Spa dan perawatan tubuh menjadi pilihan utama, dengan 37% menyebut layanan ini sebagai prioritas utama saat menginap.

Namun, hiburan dan aktivitas lainnya juga semakin diminati, seperti pengalaman kuliner dan mencicipi anggur (35%), pertunjukan musik live (35%), serta kelas yoga atau meditasi (18%).

Tak hanya sekadar bersantai, wisatawan juga ingin lebih terlibat dalam budaya lokal. Aktivitas seperti kelas memasak tradisional (22%), sesi menari atau mendongeng (16%), hingga memetik buah atau berkebun (16%) semakin diminati.

Bahkan, 16% wisatawan tertarik dengan program peningkatan kualitas tidur, menunjukkan bahwa pengalaman menginap kini juga dikaitkan dengan aspek kesehatan dan kesejahteraan.

Minat terhadap pengalaman spesifik juga bervariasi tergantung negara asal wisatawan. Wisatawan Indonesia paling menyukai pertunjukan musik live (51%), sementara wisatawan Thailand lebih tertarik dengan pengalaman kuliner (61%), dan wisatawan India lebih fokus pada peningkatan kualitas tidur (33%).

Preferensi akomodasi juga dipengaruhi oleh budaya dan kondisi ekonomi tiap negara. Wisatawan Australia lebih memilih tempat berkemah (11%), sementara wisatawan Indonesia cenderung mencari hotel hemat (22%). Di sisi lain, wisatawan Tiongkok (35%) dan Singapura (32%) lebih tertarik dengan hotel berkonsep atau hotel mewah.

Namun, satu hal yang semakin menjadi prioritas global adalah keberlanjutan. Tujuh dari sepuluh wisatawan bersedia membayar lebih untuk hotel yang ramah lingkungan.

Di Indonesia, angkanya bahkan mencapai 95%, menunjukkan betapa pentingnya aspek keberlanjutan dalam industri perhotelan.

BACA JUGA: Hindari Tempat Wisata Populer, Kini Muncul Tren Detour Destinations

Back to Basic

Meskipun wisatawan menginginkan pengalaman yang lebih kaya, kenyamanan dasar tetap menjadi faktor utama. Bantal dan tempat tidur yang nyaman (56%), pemandangan indah (53%), serta pengaturan suhu ruangan yang optimal (35%) masih menjadi prioritas utama dalam memilih akomodasi.

Namun, yang benar-benar membuat wisatawan ingin kembali bukan sekadar fasilitas, melainkan pengalaman berkesan. Sebanyak 37% wisatawan menyebut bahwa pengalaman tak terlupakan seperti makanan, layanan spa, maupun acara eksklusif, menjadi alasan utama mereka untuk menginap kembali di sebuah hotel.

Di Indonesia, persentase ini bahkan lebih tinggi, mencapai 49%. Selain itu, 20% wisatawan global menganggap keterikatan dengan budaya atau komunitas lokal sebagai faktor penting dalam memilih penginapan.

“Wisatawan tahun 2025 menginginkan hotel untuk melakukan hal-hal mendasar dengan benar, sekaligus menawarkan lebih. Di sinilah ekspektasi dari wisatawan yang semakin sadar akan kebutuhannya berperan,” kata Rio.

Dengan kata lain, hotel masa kini tidak hanya dituntut untuk menyediakan tempat menginap yang nyaman, tetapi juga menjadi bagian dari perjalanan yang bermakna bagi para tamunya.

Editor: Eric Iskandarsjah Z

award
SPSAwArDS