Ketika Slankers Bertransformasi Jadi Slankpreneurs

marketeers article

Sebagai grup band dengan basis massa terbesar di Indonesia, Slank merupakan grup band yang amat dicintai oleh para penggemarnya. Konsisten selama lebih dari 30 tahun berkarya, karya-karya musik Slank terus relevan dengan situasi zaman seperti sekarang ini.

Slank pun tidak pernah ragu untuk terus mengeksplorasi sisi kreativitas mereka dalam bermusik. Walaupun selama 30 tahun lebih mengusung semangat rock & roll, Slank tidak anti dengan unsur dan nuansa musik lain, seperti etnik dan elektro.

Tidak pernah ragu dan berani mencoba ini yang akhirnya membuat Slank merambah bisnis yang sejatinya berada di luar pakem musik. Bila kebanyakan musisi berjualan souvernir dalam bentuk kaos, topi, hingga jaket. Slank mencoba mendobrak produk-produk tersebut dengan berjualan kopi kemasan, dengan nama SlanKopi.

Kaka sang vokalis menjelaskan bahwa kecintaan Slank terhadap kopi sebagai dasar bisnis mereka kini. Lagu-lagu tentang kopi pun tak sedikit mereka ciptakan. Melalui terobosan ini Slank ingin melestarikan kopi Indonesia serta membuka lapangan pekerjaan baru.

“Saya risau banyak Slankers yang nongkrong tidak jelas. Sekarang bagaimana caranya agar mereka ini punya kegiatan ekonomi, sehingga kalau nonton konser juga mereka bisa bayar tidak nyari gratisan terus,” ujar Ivanka, Bassis Slank.

Dengan jutaan basis massa yaang tersebar di seluruh Indonesia, Slank seolah secara tidak langsung memiliki tanggung jawab sosial tentang kehidupan ekonomi para penggemarnya. Sebab itu, dengan produk ini, Slank menggunakan kekuatan brandnya dalam menggerakan para penggemarnya untuk berjualan produk SlanKopi.

Bimbim menyadari bahwa kebanyakan penggemar mereka ada dari kelas ekonomi menengah ke bawah. Ia berharap dengan adanya SlanKopi ini, para penggemar mereka bisa memiliki kehidupan ekonomi yang lebih baik.

“Dari musik, penggemar, hingga akhirnya jadi kekuatan ekonomi,” ujar Bimbim.

Bisnis SlanKopi dijelaskan Richard, Tim Manajamen SlanKopi dilakukan dalam beberapa terobosan, antara lain SlanKopi in PaperCup, SlanKopi in the Box, dan SlanKopi in the Coffee Truck.

SlanKopi in PaperCup menurut Richard merupakan produk 100% kopi campuran Arabica dan Robusta yang disebut dengan istilah Kopi Ceban.

“Kami rasa ceban (Rp 10 ribu) adalah harga yang paling pas untuk orang Indonesia. Kami tidak mau menyajikan kopi Rp 2 ribu namun dengan bahan-bahan yang kopinya hanya 10%, dan sisanya merupakan campuran gula, jagung, dan lain-lain,” ungkap Richard.

Tidak hanya itu, Slank pun dikatakan Richard mencoba membuka peluang bisnis baru melalui SlanKopi in the Box dan SlanKopi in the Coffee Truck.

Dengan modal sebesar Rp 2 juta, Richard mengatakan para pemula bisnis dapat memperoleh SlanKopi in the Box yang terdiri dari 13 peralatan untuk memulai membuka bisnis kopi. Spanduk, x-banner, cup, produk SlanKopi, celemek, dan berbagai bahan lain tersedia. Richard mengatakan, pemula bisnis hanya perlu menyediakan tempat berwirausaha dan air panas untuk membuat kopi.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS