Sleep Tourism, Tren Wisata Tahun 2025 yang Fokus pada Kualitas Tidur

profile photo reporter Ratu Monita
RatuMonita
09 Februari 2025
marketeers article
Ilustrasi kualitas tidur. (FOTO: 123RF)

Istilah sleep tourism belakangan ini ramai diperbincangkan dalam industri pariwisata. Tren ini mulai berkembang setelah pandemi 2020 ketika banyak orang mulai terbiasa menghabiskan lebih banyak waktu di rumah dan lebih memperhatikan kualitas istirahat mereka.

Mengutip dari laman Real Simple pada Kamis (6/2/2025), istilah sleep tourism diprediksi akan mendominasi tren wisata di tahun 2025.

Konsep ini semakin menarik perhatian, terutama di kalangan hotel dan resor.

Sesuai namanya, tujuan utama dari sleep tourism bukanlah untuk berpetualang, melainkan untuk mendapatkan tidur yang lebih berkualitas.

Mengapa Tidur jadi Prioritas Saat Liburan?

Data CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di AS) mengungkap bahwa sekitar 36,8% orang Amerika mengalami kurang tidur.

Selain itu, survei dari Gallup menunjukkan bahwa tingkat stres masyarakat semakin meningkat, dan salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya waktu tidur yang cukup.

BACA JUGA Sederet Tempat Wisata Unik yang Hanya Ada di Jepang

Stres dan kurang tidur memiliki hubungan yang erat. Kurang tidur bisa menyebabkan stres, sementara stres juga bisa membuat seseorang sulit tidur.

Oleh karena itu, banyak orang yang mengalami stres dan gangguan tidur memilih untuk berlibur ke tempat yang bisa membantu mereka tidur lebih nyenyak dan kembali ke pola tidur yang sehat.

Perkembangan Sleep Tourism

Merespons tren pariwisata ini, beberapa perhotelan pun cukup tanggap dengan menyuguhkan pengalaman yang dapat mendukung sleep tourism.

Mulai dari menyediakan kasur dan bantal nyaman, kaus kaki, hingga teknologi peredam suara untuk mendukung tidur lebih nyenyak.

Beberapa bahkan menyediakan Pillow Menu atau menu pilihan bantal, seperti bantal berbahan bulu angsa atau memory foam, agar tamu bisa memilih bantal yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.

BACA JUGA 5 Destinasi untuk Set-Jetting, Tren Wisata ke Lokasi Syuting Film Ikonik

Menariknya, beberapa resor bahkan menawarkan pengalaman tidur yang benar-benar unik, seperti Conrad Hotel di Bali menyediakan terapi tidur “SWAY Sleep Therapy,” di mana tamu bisa beristirahat di tempat tidur gantung berbentuk kepompong selama satu jam.

Karena sleep tourism berkaitan erat dengan wisata kesehatan (wellness tourism), tren ini diperkirakan akan terus berkembang di tahun 2025.

Semakin banyak tempat wisata yang menawarkan fasilitas khusus untuk meningkatkan kualitas tidur, termasuk program relaksasi seperti yoga dan meditasi yang dikombinasikan dengan lingkungan tidur yang nyaman dan tenang.

Editor: Eric Iskandarsjah Z

award
SPSAwArDS