Starlink Masuk Indonesia Disebut Asosiasi Bikin Gelisah Pasar

marketeers article
SpaceX Pesan Paket Iklan Termahal di Twitter untuk Layanan Starlink. (FOTO:123RF)

Kehadiran perusahaan internet berbasis satelit, Starlink, yang berencana masuk Indonesia, telah menimbulkan kegelisahan di kalangan penyelenggara jasa internet Indonesia (ISP), terutama yang menjadi anggota Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).

Dengan banyaknya jumlah pemain di pasar ISP di Indonesia, kehadiran Starlink yang merupakan anak usaha dari SpaceX garapan pengusaha Elon Musk dinilai dapat membuat kondisi pasar semakin panas.

Asosiasi menyatakan bahwa perusahaan ISP di Indonesia, khususnya yang beroperasi di daerah pinggiran atau rural, merasa khawatir bahwa pangsa pasar mereka akan tergerus dengan hadirnya Starlink milik Elon Musk.

Salah satu alasan utama kekhawatiran ini adalah kabar bahwa Starlink akan menawarkan layanan internet dengan harga yang lebih murah dari pada yang tersedia di pasaran saat ini.

BACA JUGA: Percepat Transformasi Digital, Kominfo Gandeng APJII

Hal ini dapat merusak pasar dan menciptakan persaingan yang tidak sehat di industri ini. “Ini lagi menjadi isu panas, dan ISP-ISP kecil merasa gelisah karena pasar mereka bisa tergerus, terutama yang beroperasi di daerah pinggiran atau rural,” kata Ketua Umum APJII Muhammad Arif, dalam diskusi Selular Business Forum 2023 yang berlangsung di Jakarta pada Senin (02/10/2023).

Selain harganya yang lebih rendah, Arif juga mengungkapkan kekhawatiran terkait faktor keamanan data di Starlink. Ini disebabkan oleh kemungkinan Starlink akan menggunakan IP internet dari luar negeri, sehingga sulit dikontrol secara maksimal oleh Pemerintah Indonesia.

BACA JUGA: APJII dan ZTE Luncurkan Node IIX di DCI

“Isu keamanan data juga menjadi perhatian kami, karena harus dipertanyakan apakah mereka akan menggunakan IP lokal atau IP luar,” ungkap Arif.

Arif dan APJII berjanji untuk terus memantau perkembangan terkait kehadiran Starlink di Indonesia. Mengingat, hal ini berdampak pada eksistensi lebih dari 900 perusahaan ISP lokal di negara ini.

“APJII akan terus memantau situasi ini karena menimbulkan kekhawatiran dan masih menjadi perdebatan di kalangan operator ISP. Terlebih lagi, tampaknya Starlink diberikan perlakuan istimewa,” pungkasnya.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS