Strategi Bhinneka Perkuat Bisnis Online dan Offline

marketeers article

Bhinneka dikenal sebagai situs e-commerce yang berfokus pada produk komputer, teknologi komunikasi, dan elektronik. Sejak didirikan tahun 1999, Bhinneka telah mengembangkan bisnisnya secara bertahap, baik melalui online dan offline. Dan kini, Bhinneka akan terus mengembangkan bisnisnya dengan pendanaan yang telah didapatkan dari Ideosource sebesar Rp 300 miliar.

Berdasarkan data dari Statista, jumlah penjualan ritel tahun 2014 di Indonesia berkisar US$ 4111,29 miliar. Sementara, 99% di antaranya merupakan penjualan offline. Melihat hal ini, Bhinneka percaya, Indonesia memiliki pasar ritel offline yang banyak belum digarap. Kurangnya penetrasi offline berarti ada peluang yang sangat besar untuk diisi oleh channel online. Cara terbaik untuk memperkenalkan gaya belanja itu adalah dengan model O2O (Online to Offline) atau kombinasi antara pengalaman offline dan online.

“Saat ini, bisnis online Bhinneka sedikit lebih besar daripada bisnis offline-nya. Namun, kami percaya kedua kanal ini akan terus saling melengkapi,” kata CEO Bhinneka Hendrik Tio dalam keterangan resminya.

Untuk itu, Bhinneka akan terus membangun bisnis online dan fisik mereka di seluruh nusantara. Saat ini, Bhinneka memiliki kantor di Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, dan Bandung.

Seluruh strategi ini dilakukan untuk memberikan pengalaman berbelanja terbaik untuk konsumen Indonesia. “Kami menyediakan merek yang kuat dengan pelayanan yang berkualitas, baik itu pelayanan sebelum pembelian maupun pelayanan purnajual. Semua penjual dan produk juga harus melewati proses pemilihan,” imbuh Hendrik.

Pengembangan bisnis Bhinneka tentunya tak lepas dari peranan SDM. Hingga kini, Bhinneka memiliki 630 pegawai. Ke depan, perusahaan akan terus merekrut karyawan, khususnya di departemen teknologi dan pemasaran.

Editor: Sigit Kurniawan 

Related

award
SPSAwArDS