Strategi Brand Baru Tembus Top 3 E-Commerce lewat SKU dan Promosi

marketeers article
Ilustrasi e-commerce. Sumber: 123RF

Selama empat tahun terakhir, e-commerce Indonesia menjadi saksi dari munculnya sederet brand baru yang langsung tampil agresif dalam strategi pemasaran. Dengan mengandalkan promosi digital yang masif, beberapa brand baru berhasil mencatat lonjakan penjualan yang mencengangkan, bahkan hingga 284% hanya dalam satu kuartal.

Tak hanya itu, mereka pun berhasil menembus jajaran Top 3 di kategori Perawatan & Kecantikan serta Ibu & Bayi. Temuan ini berdasarkan data dari Compas Market Insight Dashboard, yang memantau lima marketplace utama, yakni Tokopedia, Shopee, Blibli, Lazada, dan TikTok Shop selama Januari hingga Desember 2024.

Sepanjang tahun tersebut, kategori Perawatan & Kecantikan mencatat peningkatan nilai penjualan signifikan, dari Rp12,6 triliun pada kuartal pertama menjadi Rp17,4 triliun di kuartal keempat. Lonjakan paling tajam terjadi sejak kuartal kedua, seiring masuknya pemain baru dengan strategi yang agresif sekaligus terukur.

BACA JUGA: Compas.co .id: Nilai Penjualan FMCG di TikTok Shop Naik 34,2%

Hanindia Narendrata, Co-Founder & CEO Compas.co.id menyampaikan fenomena ini mengingatkan bahwa posisi teratas di e-commerce bisa bergeser kapan saja.

“Tanpa strategi yang adaptif dan berbasis data, brand berisiko kehilangan momentum. Data real-time memungkinkan brand membaca dinamika pasar dan meresponsnya secara cepat, mulai dari rotasi Stock Keeping Unit (SKU), penyesuaian harga, hingga inovasi promosi,” ujar Hanindia dalam siaran pers kepada Marketeers, Rabu (14/5/2025).

Salah satu brand baru di kategori serum wajah menunjukkan peningkatan tajam dengan menggandakan jumlah SKU-nya dalam satu kuartal dan menggenjot promosi bundling dari 77 menjadi 151 SKU. Hasilnya, penjualannya melonjak hingga 284% hanya dalam waktu tiga bulan.

BACA JUGA: Menilik Kesenjangan Adopsi AI di Industri E-Commerce Asia Tenggara

Strategi serupa juga diterapkan di kategori Ibu & Bayi, khususnya produk vitamin bayi. Brand yang belum genap berusia empat tahun itu berhasil masuk ke empat besar dengan peningkatan jumlah SKU bundling dari 14 menjadi 60 hanya dalam dua kuartal.

Taktik promosi seperti tambahan produk gratis, seperti botol bayi, juga berkontribusi signifikan terhadap lonjakan penjualan. Pola agresif ini menunjukkan bahwa pertumbuhan pesat bukan semata soal promosi, tetapi tentang bagaimana strategi tersebut didasarkan pada pembacaan pasar yang tepat.

“Kami terus mendorong para pelaku industri untuk mengoptimalkan penggunaan data sebagai dasar pengambilan keputusan bisnis,” tutur Hanindia.

Dalam iklim yang sangat kompetitif, kemampuan untuk membaca pasar secara real-time dan meresponsnya dengan cepat bukan lagi keunggulan, melainkan keharusan.

Editor: Ranto Rajagukguk

award
SPSAwArDS