Strategi Dwidayatour Hadapi Kompetisi Travel Agent Online

marketeers article

Bisnis online travel agent meningkat seiring meningkatnya penggunaan media sosial dalam beberapa waktu terakhir. Sejumlah pemain travel agent baru hadir melalui online channel. Pemain travel agent lama seperti Dwidayatour pun tak mau ketinggalan.Vice President Commercial Dwidayatour Hendriyapto mengaku telah memiliki serangkaian strategi untuk bermain dengan kompetitor lain.

Ditemui di Jakarta, Selasa (18/07/2017), Hendriyapto mengaku telah memiliki sejumlah terobosan untuk menghadapi kompetisi sekaligus menangkap peluang yang ada dalam bisnis travel agent. Dalam survei yang dilakukan Dwidayatour terhadap 1.000 responden menunjukkan, mayoritas konsumen memiliki sifat multikanal dalam melakukan pembelian.

“Mayoritas konsumen mencari informasi melalui online dan melakukan pembelian via offline atau sebaliknya. 83% responden mempersepsikan online lebih murah, namun 76,2% responden mengaku masih membeli tiket dari travel agent. Ini berarti mayoritas konsumen kami memiliki sifat multi channel,” jelas Hendriyapto.

Masih tingginya persentase pembelian tiket via travel agent diperkirakan Hendriyapto lantaran adanya harga yang kompetitif, variasi produk yang lengkap, dan referensi kerabat. Inilah yang akhirnya melandasi Dwidayatour untuk mempertahankan bisnis offline mereka, namun tetap mengikuti wave yang ada di ranah digital.

Hendriyapto menjelaskan, untuk meningkatkan kompetisi mereka dengan kompetitor lain yang bermunculan, Dwidayatour mengintegrasikan semua kanal online dan offline.

Transformasi besar di bidang IT mulai dilakukan sejak tahun 2016 dengan mengelola website dan mobile apps untuk menangkap peluang generasi millennial. Guna memadukan layanan konsumen di semua channel, Dwidayatour telah mengusung konsep baru bertema hybrid channel.

Cara ini berhasil membuat Dwidayatour mencatatkan kenaikan sebesar tiga digit atau 100% dari tahun sebelumnya,” terang Hendriyapto.

Tidak ingin membuang peluang dari kanal offline, Hendriyapto mengaku Dwidayatour menggunakan strategi ekspansi offline. Ia menjelaskan, Dwidayatour telah menambah 10 cabang baru yang berhasil meningkatkan penjualan mereka hingga dua digit. Dalam upaya melebarkan ekspansinya, Dwidayatour akan membuka enam cabang baru di semester kedua tahun ini.

“Kami tentunya akan mengambil peluang online juga dengan menambah jaringan offline di beberapa provinsi di Indonesia yang kami kelola sendiri, dan bukan franchise,” terang Hendriyapto. Menurutnya, strategi ini digunakan untuk menjamin standarisasi service dan produk, sekaligus menjaga hubungan yang baik dengan konsumen.

Strategi yang dilakukan Dwidayatour berikutnya adalah dengan memberikan berbagai paket travel atau penawaran menarik. Salah satunya Flash Sale 50 yang diberikan Dwidayatour bagi para konsumen dalam rangka perayaan usia Dwidayatour ke-50.

Program yang akan berlangsung pada Rabu, 19 Juli 2017 ini akan memberikan berbagai potongan harga tiket pesawat, hotel, dan paket tour di seluruh channel Dwidayatour hingga 50%. “Ini merupakan cara kami meningkatkan penjualan sekaligus memperingati keberadaan kami selama setengah abad berdiri,” tutur Hendriyapto.

Hendriyapto percaya, mengikuti perkembangan digital dengan berinvestasi pada kanal ini merupakan suatu hal yang penting. Namun, lagi-lagi human touch tetap diperlukan. Ia menyimpulkan, mengintegrasikan kanal online dan offline merupakan cara terbaik untuk dapat bersaing dalam kompetisi ini.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS