Strategi RRI Kantongi Rp 55 Miliar Dari Iklan

marketeers article
Communication tower against sunset and clouds background.

Sebagai lembaga penyiaran publik, Radio Republik Indonesia (RRI) kian gencar membangun bisnis dan menjadikan diri makin relevan di masa kini. Pemanfaatan jam on-air untuk komersial pun kian diperbesar.

“RRI adalah radio tertua di Indonesia yang lahir pada 11 September 1945. Sejak lima belas tahun lalu, kami telah berubah dari yang sebelumnya Unit Pelaksana Teknis Departemen Penerangan menjadi perusahaan jawatan,” ungkap Sudiman Bonavarte, Direktur Layanan dan Pengembangan Usaha Radio Republik Indonesia (RRI), dalam kunjungannya ke kantor MarkPlus, Inc., Selasa (24/3/2014).

Dari sekitar tahun 2005, Sudiman mengatakan RRI telah menjadi Lembaga Penyiaran Publik. Perubahan status ini juga diikuti terbentuknya Direktorat Layanan dan Pengembangan Usaha untuk mengisi slot waktu 15% untuk siaran iklan.

“Saat ini, dalam sehari RRI mengudara selama 5.435 jam. Rentang itu didukung oleh 231 programa di seluruh Indonesia. Selain itu, RRI juga punya stasiun-stasiun relay yang berada di sekitar perbatasan dan daerah terpencil,” tambah Sudiman.

Ia menuturkan pihaknya telah mendapatkan Peraturan Pemerintah tentang penerimaan negara bukan pajak. Dengan begitu, jasa penyiaran RRI akan masuk ke dalam kas tersebut. Soal potensi, Sudiman mengatakan “kue” iklan radio saat ini mencapai sekitar 2% dari Rp 130 triliun atau setara Rp 2,6 triliun. Secara proporsi, RRI seharusnya bisa mengantongi Rp 231 miliar, namun sayang aspek pemasaran RRI masih belum mumpuni sehingga belum tercapai.

“Kami tidak mau muluk-muluk. Target penerimaan negara bukan pajak dari siaran RRI tahun ini setidaknya bisa mencapai Rp 55 miliar dan pada 2016 ditargetkan bisa menyentuh Rp 70 miliar,” kata Sudiman.

Untuk mendukung capaian itu, RRI akan memaksimalkan alokasi 15% dari waktu siaran untuk iklan. Dari persentase tersebut, 30% harus peruntukkan untuk iklan layanan masyarakat. Jadi, total waktu iklan per radio dalam sehari adalah sekitar 120 slot. Bila dikali 231 radio, maka ada 27.720 slot iklan tersedia di seluruh Indonesia.

Sudiman menjelaskan pemanfaatan slot-slot tersebut sangat bergantung pada kepercayaan pengiklan bahwa RRI adalah saluran yang tepat untuk memasarkan produk mereka. Karena itu, RRI terus memoles diri dan mengenali kebutuhan para pengiklan. Selain itu, RRI juga tengah membentuk tenaga penjualan yang cakap dan bisa memasarkan produk-produk RRI dengan baik.

“Secara rata-rata, saat ini kami memiliki sekitar lima orang per daerah. Artinya, dengan 67 daerah operasi, kami memiliki 335 orang. Itu adalah jumlah yang minim. Kami akan terus meningkatkan kemampuan dan mengelola pemasaran dengan lebih baik,” pungkas Sudiman.

Related

award
SPSAwArDS