Strava Ungkap Tren Aktivitas Olahraga 2024, Klub Jadi Tempat Kumpul Baru

profile photo reporter Ratu Monita
RatuMonita
09 Desember 2024
marketeers article
Ilustrasi. (Sumber: 123rf)

Jelang akhir tahun, Strava baru saja merilis laporan tahunan bertajuk “Year In Sport: Trend Report” yang mengungkap berbagai tren yang membentuk perilaku dalam aktivitas olahraga secara global selama satu tahun terakhir.

Laporan tersebut dibuat berdasarkan data dari aktivitas dari komunitas globalnya yang meliputi lebih dari 135 juta orang di lebih dari 190 negara, termasuk Indonesia. Strava juga merangkum masukan dari survei global yang melibatkan lebih dari 5.000 orang dengan gaya hidup aktif secara acak, baik di dalam maupun di luar basis penggunanya.

Hasil laporan Strava mengungkapkan bagaimana orang-orang di seluruh dunia memprioritaskan rutinitas yang seimbang ketimbang hanya memaksakan diri dalam menjaga kebugaran holistik. Mereka juga makin terdorong untuk bersosialisasi dalam berolahraga.

BACA JUGA Tips Sehat Memulai Lari untuk Pemula Menurut dr. Tirta

Olahraga singkat makin diminati

Tahun 2024 menjadi momen adanya pergeseran persepsi tentang gaya hidup aktif. Orang-orang lebih mengutamakan keseimbangan daripada kelelahan dengan memprioritaskan olahraga singkat.

Tahun ini, terdapat peningkatan dalam olahraga mikro dan waktu pemulihan atau istirahat yang menjadi prioritas. Data secara global mengungkapkan lebih dari 20% dari semua aktivitas fisik adalah olahraga mikro (di bawah 20 menit), yang membantu orang untuk tetap konsisten menjalankan olahraga.

Selain itu, istirahat juga menjadi prioritas. Para pelari yang berlatih untuk marathon menambahkan lebih banyak hari istirahat dan pemulihan aktif ke dalam jadwal mereka, dengan 51% hari dalam 16 minggu sebelum lomba adalah hari istirahat.

Tren serupa juga terjadi di Indonesia, dengan persentase mencapai 42%. Olahraga dalam grup besar di seluruh dunia meningkat 13%, dengan waktu istirahat tiga kali lebih banyak daripada mereka yang beraktivitas sendiri.

Temuan ini mencerminkan waktu berhenti yang digunakan untuk ngopi atau mengobrol di tengah latihan.

“Tahun ini menunjukkan bahwa orang-orang mengambil kendali atas gaya hidup mereka yang aktif dan menjalaninya dengan cara yang paling sesuai untuk mereka. Munculnya rutinitas olahraga yang lebih santai dan mementingkan koneksi sosial membuktikan bahwa olahraga bukan lagi tentang kelelahan,” kata Zipporah Allen, Chief Business Officer Strava.

BACA JUGA 5 Bahaya Menggunakan Sepatu Olahraga KW untuk Kesehatan

Komunitas lari jadi tempat kumpul baru

Seiring dengan popularitas lari yang makin meningkat, klub olahraga lari pun makin bertambah pada tahun 2024. Laporan Strava menunjukkan adanya peningkatan minat yang besar terhadap klub lari dan aktivitas grup untuk berkumpul, yang terungkap menjadi motivasi orang untuk berolahraga.

Data menunjukkan partisipasi dalam klub lari di seluruh dunia pada 2024 naik 59%. Di Indonesia sendiri, jumlahnya meningkat hingga 83%.

Fakta menunjukkan 58% responden juga mengatakan mereka mendapat teman baru lewat grup-grup olahraga. Selain itu, hampir satu dari lima Gen Z pernah berkencan dengan seseorang yang mereka temui saat berolahraga dan memiliki keinginan empat kali lebih besar untuk bertemu dengan orang lain saat berolahraga daripada di bar.

“Kami pun senang dapat melihat data yang menunjukkan bagaimana generasi muda mencari koneksi lewat olahraga. Di Strava, setiap upaya sangat berarti, dan laporan tahun ini menyoroti banyaknya pencapaian luar biasa di dalam komunitas global kami,” tutur Zipporah.

Editor: Ranto Rajagukguk

award
SPSAwArDS