Studi HERE Technologies, Distribusi Logistik Sulit Dipahami di Indonesia

marketeers article
APAC on the moves by HERE Technologies (Dok. HERE Technologies-

HERE Technologies, sebuah platform data dan teknologi lokasi terkemuka, mengumumkan studi pertama mereka yang berjudul APAC On The Move, yang memuat hasil temuan terhadap perusahaan-perusahaan transportasi dan logistik (T&L) di seluruh Asia-Pasifik (APAC). Studi HERE Technologies membahas mengenai tren teknologi saat ini dan aktivitas-aktivitas yang membentuk pengelolaan pendistribusian, armada, dan logistik.

Penemuan penting dari APAC On The Move 2023 menunjukkan pelacakan aset dari hulu ke hilir dan visibilitas pengiriman masih menjadi sebuah tantangan bagi perusahaan-perusahaan logistik di Indonesia selama tiga tahun sejak awal pandemi. Perusahaan-perusahaan logistik Indonesia yang disurvei mengatakan penerapan teknologi merupakan tantangan terbesar untuk memperoleh tampilan pendistribusian dari hulu ke hilir secara bersamaan, walaupun mereka juga termotivasi untuk memperbaiki efisiensi pada operasional.

“Industri Logistik di Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh secara optimal. Walaupun pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk menurunkan biaya logistik dan meningkatkan daya tarik sektor ini, masih banyak yang harus dilakukan untuk mendorong perusahaan logistik beralih ke teknologi lokasi guna merampingkan atau mempersingkat proses logistik dan pada akhirnya dapat memberikan kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi negara,” kata Abhijit Sengupta, Direktur Senior & Kepala Bisnis untuk Asia Tenggara dan India HERE Technologies dalam keterangannya, Senin (15/5/2023)

BACA JUGA: Aeroterrascan: Bringing Honour to Indonesia up to the Stratosphere

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menunjukkan adanya perhatian yang lebih dalam peningkatan industri logistik termasuk pembuatan kebijakan Ekosistem Logistik Nasional yang bertujuan untuk mengurangi biaya logistik dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional. Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan industri logistik di Indonesia akan tumbuh 5-8% tahun ini, yang mana didorong oleh digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM). 

Namun, Indeks Kinerja Logistik terbaru dari Bank Dunia menunjukkan Indonesia mengalami penurunan sebanyak 15 peringkat dari posisi 46 di 2018, menjadi peringkat 61 di 2023. Hal ini menunjukkan masih adanya ruang bagi sektor logistik nasional untuk tumbuh dan memanfaatkan peluang secara maksimal, seperti pada potensi ekonomi regional dan peluang dalam rantai nilai tambah global. 

Biaya logistik di Indonesia mencapai 24% dari total produk domestik bruto (PDB), yang mana hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan biaya logistik termahal di Asia. Untuk lebih meningkatkan efisiensi logistik Indonesia dan daya saing ekonomi, perusahaan-perusahaan logistik Indonesia sedang memprioritaskan peningkatan visibilitas dan mengoptimalkan pertumbuhan inovatif dengan memanfaatkan teknologi lokasi untuk pengiriman dan pemantauan kargo.

BACA JUGA: idsMED Aesthetics-PharmaResearch Buat Rejuran Indonesia Academy

Perusahaan logistik berharap bisa menggunakan data lokasi untuk mengoptimalkan aset logistik (46%), memperluas ke area baru sesuai permintaan logistik dan logistik jarak jauh (45%) dan untuk mengidentifikasi area yang tidak efisien untuk mengurangi biaya (44%). Perusahaan-perusahaan logistik dapat mengambil keputusan dengan baik berdasarkan informasi cukup melalui pemantauan secara langsung dan penyediaan data yang difasilitasi oleh Internet of Things (IoT). 

Di Indonesia, perusahaan logistik sudah menerapkan teknologi IoT. Perusahaan yang bergerak di bidang layanan kurir, ekspres, dan parsel (CEP) (28%) telah menggunakan teknologi IoT, diikuti perusahaan pelacakan barang yang mudah rusak dan obat-obatan (23%), dan perusahaan pelacakan barang besar seperti barang yang tidak mudah rusak dan furniture (22%). 

Aplikasi IoT yang digunakan untuk pengelolaan inventaris (21%), pengelolaan armada (18%), dan pengelolaan gudang (17%) menjadi aplikasi paling popular di antara perusahaan-perusahaan logistik Indonesia. Ke depannya, perusahaan-perusahaan logistik di Indonesia sangat tertarik untuk berinvestasi pada artificial learning dan machine learning (48%), robotik (37%), dan drone (34%) guna meningkatkan daya tarik industri. 

Teknologi-teknologi ini dipercaya dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja (46%), mendorong kemampuan teknologi (43%) dan mencegah biaya-biaya tambahan (41%).

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS