Perbankan Bisa Kombinasikan Kredit dengan Investasi dan Asuransi

marketeers article
Ilustrasi investasi. Foto: www.123rf.com

Bisnis properti mengalami tekanan selama era pandemi. Banyak masyarakat yang menahan konsumsi untuk keperluan membeli properti, baik untuk hunian atau investasi. Tentunya hal ini berdampak pada bisnis Bank BTN yang salah satu spesialisasinya adalah produk kredit perumahan.

Menurut Direktur Utama Bank BTN Pahala Mansury, situasi saat ini amat menantang. Untuk produk KPR, Bank BTN membaginya menjadi dua kategori, kredit perumahan bersbsidi dan non subsidi. Untuk kredit perumahan non subsidi ada penurunan hingga 40% secara tahunan dalam situasi saat ini.

Sementara untuk periode Maret dan April, kredit perumahan subsidi mengalami pertumbuhan hingga 10%. Terkait properti ia menjelaskan kisaran harga properti pada Rp 150 juta-Rp 500 juta masih banyak diminati oleh masyarakat.

“Produk KPR subsidi masih bagus dibandingkan dengan yang non subsidi. Tapi minta masyarakat untuk produk investasi dan asuransi juga lebih tinggi,” terang Pahala pada Selasa (2/6/2020).

Di situasi ini pelaku perbankan akan kesulitan apabila bergantung pada produk kredit. Ia menjelaskan saat ini banyak nasabah mencari produk yang memiliki komponen investasi dan asuransi. Hal ini sebenarnya sudah dilakukan oleh BTN dengan meluncurkan produk yang memiliki kedua komponen tersebut.

“Tantangannya adalah mengomunikasikan produk kepada masyarakat bahwa Bank BTN itu bukan cuman kredit KPR saja,” tambahnya.

Ia mengakui bahwa bila BTN tetap dengan cara lama menjual kredit saja akan kesulitan dalam situasi yang menantang saat ini. Baginya saat ini perbankan perlu berpikir kreatif untuk menemukan produk apa yang cocok dengan nasabah dan juga bisa meningkatkan fee based income.

Related

award
SPSAwArDS