Tahapan Adaptasi Bisnis Hadapi Situasi New Normal

marketeers article
Group Of Architects Meeting Around Desk

Adanya pandemi memaksa pelaku bisnis untuk menyesuaikan strategi bisnisnya. Pasalnya setelah pandemi ini pelanggan akan memiliki preferensi yang berbeda dari sebelumnya.

Mulai dari preferensi akan kebersihan hingga prioritas barang dan layanan yang akan dikonsumsi. Menurut Devina Halim, VP Investment East Ventures saat ini merupakan momentum bagi pemilik usaha untuk melakukan penataan ulang fungsi – fungsi perusahaan untuk mencapai efisiensi yang lebih baik.

Berikut adalah beberapa indikator yang bisa dilakukan oleh pemilik usaha untuk bisa beradaptasi dengan kondisi pasar saat ini.

Riset konsumen dan mulai adaptasi

Menurut Devina, kegigihan dan kemampuan beradaptasi pemilik usaha menjadi faktor penting dalam menentukan kesuksesan usaha yang dibangun. Adaptasi dapat diawali dengan melakukan riset konsumen sebagai data untuk mengevaluasi apakah produk atau jasa yang dimiliki masih relevan dengan kebutuhan konsumen saat ini.

Lakukan inovasi bisnis yang relevan

Setelah melakukan riset, proses adaptasi yang kemudian bisa dilakukan adalah mengeluarkan inovasi – inovasi baru yang masih selaras dengan inti bisnis untuk memenuhi kebutuhan baru dari konsumen. Misalnya, pemilik ritel pakaian beralih ke pembuatan APD seperti masker atau pengusaha katering beralih membuat frozen food.

Pengelolaan arus kas adalah kunci

Pemilik usaha perlu melakukan penilaian untuk kondisi keuangan usaha saat ini. Lakukan review dan menetapkan skala prioritas untuk belanja modal dan operasional perusahaan penting dilakukan. Menyusun kembali proyeksi arus kas, minimal untuk 12 bulan ke depan, kemudian meninjau ulang dan mengawalnya dalam kurun mingguan agar memastikan arus kas dalam kondisi sehat.

Prioritaskan rencana bisnis jangka pendek dan menengah

Lakukan analisa keuangan untuk melihat sejauh mana bisnis dapat bertahan dengan kondisi saat ini. Jika efisiensi perlu dilakukan, seperti layoff karyawan, harus dilakukan cepat dan terarah. Saat rencana jangka pendek dan menengah bisnis sudah dilakukan secara matang, pemilik usaha diharuskan membuat business continuity plan.

“Penting bagi pemilik usaha untuk memastikan usaha yang dibangun survive dalam jangka pendek hingga menengah,” ujar Devina.

Siapkan dana cadangan

Di tengah ketidakpastian pandemi saat ini, pemilik usaha harus tetap waspada jika terjadinya gelombang kedua corona yang dapat menyebabkan surutnya lagi roda perekonomian Indonesia. Penting menyiapkan dana cadangan untuk mengantisipasi risiko – risiko bisnis kedepannya. Selain melakukan efisiensi operasional, melepaskan aset investasi jangka pendek pun bisa menjadi opsi bagi pemilik usaha.

Rencanakan strategi pemasaran yang matang

Masa new normal membuat pemilik usaha bersaing lebih ketat lagi untuk memenangkan hati konsumen melalui produk dan jasa yang ditawarkan. Selain inovasi dan kualitas produk yang harus dijaga, strategi pemasaran yang matang menjadi kunci untuk menarik konsumen membeli produk atau jasa yang ditawarkan.

Kenali target konsumen dan kecenderungan mereka dalam melakukan pembelian. Dengan itu, pemilik usaha bisa menggunakan kanal promosi yang tepat untuk menggaet konsumen.

Beralih ke digital

Dengan kondisi saat ini, kehadiran teknologi dan kanal digital akan membantu pemilik usaha untuk memperluas jangkauan pasar. Baik melalui pemanfaatan media sosial, marketplace, aplikasi pesan antar makanan dan lainnya akan memudahkan konsumen untuk menjangkau produk atau jasa yang dimiliki. Dengan banyaknya saluran penjualan ini, pastikan pembukuan di akhir bulan tetap sesuai. Menggunakan software akuntansi berbasis cloud seperti Jurnal, pemilik usaha bisa melakukan pencocokkan data saldo kas di bank dan pembukuan secara otomatis dan akurat melalui fitur rekonsiliasi bank.

Related

award
SPSAwArDS