Tahun 2023, MRT Jakarta Targetkan Angkut 70 Ribu Penumpang per Hari

marketeers article
Ilustrasi penumpang MRT Jakarta. (FOTO: MRT Jakarta/Irwan Citrajaya)

PT MRT Jakarta (Perseroda) menargetkan angka keterangkutan penumpang Moda Raya Terpadu (MRT) menembus rata-rata 70.000 orang per hari pada tahun 2023. Hal itu seiring dicabutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di seluruh wilayah Indonesia.

Dengan target rata-rata penumpang per hari itu, maka sampai akhir 2023, jumlah penumpang yang dilayani MRT ditaksir bisa mencapai 25,2 juta. Di tengah isu ketidakpastian ekonomi tahun ini, perusahaan tetap optimistis penggunaan MRT sebagai moda transportasi umum bagi warga Jakarta tetap mengalami pertumbuhan.

BACA JUGA: MRT Jakarta X blu, Permudah Kebutuhan Transaksi Berbasis Digital

“Seiring telah dicabutnya PPKM, saya kok merasa optimis tahun 2023, walaupun menurut analis ekonomi akan terjadi inflasi dan sebagainya. MRT siap untuk menghadapi itu dan kita targetkan jumlah penumpang mencapai 70.000 per hari,” kata Tuhiyat, Direktur Utama MRT kepada Marketeers.

Untuk mengejar target tersebut, MRT telah menyiapkan strategi push dan pull. Dari sisi pull, ada sejumlah kebijakan yang disiapkan.

Pertama, MRT berkomitmen menjaga layanan dalam aspek ketepatan waktu, yang mencakup kedatangan antarstasiun, lama berhenti (waktu tunggu) di stasiun dan waktu tempuh per lintas (perjalanan). Pada tahun lalu, ketepatan waktu sudah menembus 99,94%.

BACA JUGA: Tarif Gratis MRT, LRT, dan Transjakarta Sambut HUT Jakarta ke-495

Dia memastikan ketepatan waktu menjadi kunci layanan utama MRT sehingga masyarakat yang menggunakan moda transportasi ini bisa menikmati dengan nyaman dan juga kondusif. 

“Pertama, pelayanan sudah pasti excellence, kita performance arriving time-nya sudah berkaitan dengan menit, tidak ada lagi waktu yang meleset,” ujarnya.

Kedua, kolaborasi dengan sejumlah operator transportasi publik pengumpang (feeder), seperti PPD, Tebengan, Gojek, Grab, Transjakarta, dan Swoop juga terus ditingkatkan. Kerja sama akan difokuskan di titik lokasi angkut dan pickup stasiun-stasiun MRT.

“Jadi (diharapkan) peningkatan terjadi. Bahkan, kita belum lama ini mencapai 100.00 orang per hari dengan kita upayakan yang namanya pull,” ucapnya.

Sementara itu, dari sisi push, Tuhiyat berharap adanya kebijakan transportasi publik yang disiapkan pemerintah. Dia menyarankan pemerintah menaikkan tarif parkir di seluruh wilayah Jakarta, sekaligus mengedukasi masyarakat menggunakan layanan transportasi publik.

Selain itu, penyediaan lahan parkir harus dipikirkan secara strategis sehingga masyarakat dibuat memilih untuk menggunakan transportasi umum. Dengan tingginya penggunaan transportasi umum, maka wajah Jakarta sebagai Ibu Kota juga akan berubah, dan kemacetan turut berkurang.

“Konon katanya negara yang maju adalah yang penduduknya mayoritas menggunakan transportasi publik. MRT mengubah budaya untuk mengubah masyarakat menggunakan transportasi publik,” tuturnya.

Related

award
SPSAwArDS