Tahun ini, Penjualan Kawasan Industri Ditaksir Meninggi

marketeers article

Sepanjang tahun 2016, pasokan dari kawasan industri di Jabodetabek, seperti Serang, Bogor, dan Kerawang tidak mengalami penambahan signifikan. Bahkan, penjualan tahun lalu hanya setengah dari pencapaian tahun 2015. Bagaimana prospek kawasan industri tahun ini?

Berdasarkan catatan konsultan properti Colliers International, meski pasokan tak banyak bertambah, tren penjualan per kuartal pada tahun 2016 selalu mengalami kenaikan. Meskipun, nilai penjualannya tak ada yang bombastis.

“Kawasan industri memang tak banyak berubah. Hanya, ekspansi industrial estate yang sudah ada mulai mengembangkan lahannya. Trennya akan seperti itu pada tahun 2017,” kata Ferry Salanto, Associate Director Colliers Indonesia di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Selama tahun 2016, total penjualan lahan industrial mencapai 174,9 hektare, atau 50% dari torehan tahun 2015. Kawasan indusrial di Bekasi mendominasi penjualan dengan mengnantongi 67 hektare.

Sedangkan Kerawang yang merupakan kawasan favorit hanya menyumbang penjualan 26 hektare. Hal ini disebabkan lahan di kawasan tersebut sudah terlampau minim.

Lebih rinci, Colliers mengungkapkan, Greenland International Industrial Centre mendominasi transaksi tahun lalu mencapai hampir 54 hektare. Disusul oleh Modern Cikande 28 hektare, Bekasi Fajar 24 hektare, Krakatau Industrial Estate Cilegon 20 hektare, dan Jababeka 13 hekare.

Tahun ini, sambung Ferry, transaksi akan didominasi oleh penyewa atau manufaktur lama yang ingin melakukan peningkatan kapasitas produksi. Selain itu, ekspansi perusahaan asing juga menjadi pemicu bergeraknya sektor kawasan industri.

Peluang 2017

Ferry mengatakan, sektor kawasan industri menjadi sektor properti yang bakal mendulang prospek cemerlang lebh awal tahun ini. Beberapa indikatornya antara lain keseriusan Pemerintah Jokowi memepercepat pemerataan ekonomi lewat pembangunan kawasan industri.

Pada November tahun lalu, Presiden ketujuh meresmikan kawasan industri Kendal, Jawa Tengah seluas 2.700 hektare dengan menggandeng Pemerintah Singapura sebagai investor.

Jokowi berpesan, pemerintahannya akan menghilangkan hambatan dalam pengembangan proyek, serta menjamin tersedianya lima infrastruktur yaitu energi listrik dan gas, sumberdaya air, sanitasi, ketersediaan sumberdaya mannusia dan teknologi.

Menurut Ferry, komitmen pemerintah terhadap pembangunan kawasan industri semakin mempercepat minat perusahaan-perusahaan yang berbasis di Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan untuk membuka pabriknya di Tanah Air,

Perusahaan-perusahaan ini kebanyakan bergerak di bidang baja, permesinan, logistik, dan pergudangan.

Seperti pencapaian tahun lalu, Ferry meramal, logistik dan pergudangan masih mendominasi penyerapan kawasan industri di Indonesia. Disusul dengan otomotif dan bahan-bahan kimia.

Mengenai harga, Bekasi masih menjadi yang tertinggi denga rata-rata harga jual lahan US$ 222,1 per m2. Lahan yang sedikit juga mengantarkan Bogor sebagai kawasan industri dengan harga lahan cukup tinggi mencapai US$ 211 per meter.

Selanjutnya, harga lahan di Karawang mencapai US$ 188,8 per m2, Tangerang US$ 169,8 per m2, dan yang terendah adalah Serang US$ dengan 158,5 per m2.

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related

award
SPSAwArDS