Tak Hanya Terbuka, Wisatawan Indonesia Juga Melek Digital

marketeers article

Asia saat ini merupakan pasar pariwisata terbesar di dunia, meskipun sebagian besar dari penduduknya belum pernah bepergian ke luar negeri. Hal ini membuat wisatawan Asia menjadi sebuah potensi yang harus diperhitungkan. Untuk menggerakan industri ini ke arah pemahaman yang lebih dekat dengan wisatawan di daerah tersebut, Amadeus meluncurkan Journey of Me Insights, sebuah studi mengenai wisatawan Asia Pasifik yang mencakup 14 negara.

Albert Pozo, Presiden Amadeus Asia Pasifik mengatakan, tidak ada wisatawan yang saat ini sama pentingnya dengan wisatawan Asia Pasifik. “Keanekaragaman antar bangsa, jenis kelamin dan generasi di wilayah tersebut sangat luar biasa, dan riset kami membuktikannya. Industri pariwisata harus mengatasi hal ini. Pendekatan dengan menggunakan sesuatu yang sama untuk mengatasi semua masalah merupakan cara lama,” kata Albert.

Studi tersebut juga mengaplikasikan berbagai sudut pandang mengenai keinginan para wisatawan Indonesia. Apa saja?

Pertama, paradoks personalisasi-privasi. Menurut Amadeus, wisatawan Indonesia adalah yang paling terbuka di wilayah Asia dalam hal berbagi data pribadi mereka, untuk mendapatkan penawaran yang lebih relevan dan personal. Bahkan, 79% akan terbuka untuk berbagi data mereka dengan penyedia layanan pariwisata, berbanding dengan 64% wisatawan Asia Pasifik yang mengatakan hal sama. Hal ini memberi peluang pagi penyedia layanan pariwisata untuk berhati-hati menyeimbangkan personalisasi dengan masalah privasi yang terus meningkat. Selain mematuhi standar dan undang-undang proteksi data, para pemain industri pariwisata harus mampu melihat pendapat ‘apa untungnya untuk saya?’ agar para wisatawan mau membagikan datanya.

Kedua, lebih realistis. Saat merencanakan perjalanan, wisatawan Indonesia paling dipengaruhi oleh omongan mulut ke mulut dari teman-teman, keluarga dan kolega mereka. Dibandingkan dengan wisatawan Asia Pasifik lainnya, mereka juga cenderung dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat di media sosial. Dalam hal siapa yang menurut mereka telah memberikan rekomendasi yang paling relevan, 60% wisatawan Indonesia memilih teman dan keluarga, dan 50% memilih ulasan pada situs-situs perjalanan.

Ketiga, konten yang tepat, melalui saluran yang tepat, pada waktu yang tepat. Sebagian besar wisatawan Indonesia tertarik mendapatkan rekomendasi perjalanan, dimulai dari saat mereka mempertimbangkan untuk melakukan perjalanan hingga ketika mereka sedang dalam perjalanan. Dibandingkan dengan rata-rata wisatawan Asia Pasifik lainnya, wisatawan Indonesia lebih dapat menerima berita terbaru dan rekomendasi tentang perjalanan mereka melalui media sosial (29% dan 19%). Hanya 4% yang merasa senang dihubungi via telepon. Rekomendasi yang paling membantu bagi wisatawan Indonesia adalah bagaimana cara menghemat uang, atau cara membuat perjalanan menjadi lebih nyaman.

Keempat, terdapat banyak jenis orang Asia. Observasi paling dominan dari Journey of Me Insights adalah bahwa tidak ada profil yang konsisten untuk wisatawan Asia Pasifik. Mereka memiliki perbedaan dalam hal perilaku, kebutuhan dan preferensi. Misalnya, 62% wisatawan Indonesia melakukan sebagian besar pemesanan untuk perjalanan mereka melalui ponsel. Sedangkan hanya 11% wisatawan Selandia Baru yang melakukan hal serupa. Di sisi lain, ketika 84% wisatawan Singapura menganggap penting untuk menemukan bantuan orang yang dapat berbicara bahasa yang mereka mengerti di tempat tujuannya, 96% wisatawan Indonesia tidak menganggap hal tersebut terlalu penting.

“Laporan dari Indonesia telah memberikan wawasan yang menarik. Beberapa sesuai dengan harapan, yang lainnya di luar harapan. Satu hal yang sangat menonjol adalah wisatawan Indonesia yang paling mobile-driven atau tergantung pada ponsel. Bahkan, Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Pasifik yang wisatawannya melakukan riset dan pemesanan perjalanan melalui ponsel ketimbang PC,“ Andy Yeow, General Manager Amadeus Indonesia

Journey of Me Insights dilakukan dalam kerjasama dengan YouGov pada 14 negara di Asia Pasifik, termasuk Australia, Tiongkok, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand dan Vietnam.

Semua deskripsi angka, kecuali hal lain yang tertulis, disediakan oleh YouGov. Jumlah sampel terdapat 6.870 orang dewasa di seluruh Asia Pasifik, yang telah melakukan perjalanan internasional dalam 12 bulan terakhir. Riset lapangan telah dilakukan antara 8 sampai 17 Mei 2017. Survei tersebut dilakukan secara online.

Related

award
SPSAwArDS