Tanpa Kerja, Mimpi Bangun Ekonomi Digital Tak Bakal Kesampaian

marketeers article
Pemerintahan Presiden Joko Widodo mencanangkan Indonesia akan dibentuk menjadi negara digital economy yang terbesar di kawasan Asia Tenggara. Wacana tersebut tampak bukan hal yang mustahil. Alasannya, Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami pertumbuhan teknologi yang pesat.
 
Hal ini juga tercantum dalam riset yang dilakukan oleh MarkPlus yang menyatakan jumlah Netizen di Indonesia pada tahun 2015 meningkat dari 55% menjadi 82%.
 
Namun, bukan berarti semuanya bisa berjalan dengan mudah. Bagi Kristono Wongso Suwarno selaku Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia, seluruh pemangku kepentingan dalam industri teknologi dan telekomunikasi ini harus bahu membahu dan saling bekerjasama.
 
“Kita semua harus melakukan sesuatu. Kalau kita tidak berbuat apa-apa, percuma saja,” ujar Kristono dalam acara MarkPlus Center for Technology & Creativity di Jakarta, Selasa (26/1/2016).
 
Satu hal yang ditekankan oleh Kristono adalah dengan segala potensinya Indonesia harus bisa menjadi negara industri. Ia mencontohkan, selama ini Indonesia hanya menjadi negara konsumen. Salah satu buktinya adalah Indonesia setiap tahun mengimpor sebesar Rp 50-Rp 60 triliun produk ponsel pintar.
 
“Itu baru dalam bentuk barang. Belum kalau kita menghitung yang bentuk jasa,” tambah Kristono.
 
Secara industri telekomunikasi Kristono juga menyampaikan bahwa industri ini masih kurang efisien. Ini terlihat dari masih kurangnya pemerataaan dan kualitas jaringan dibeberapa tempat.
 
Editor: Sigit Kurniawan 

Related

award
SPSAwArDS