Tekan Perubahan Iklim, KLHK Raih Komitmen Pendanaan Rp 749 Miliar

marketeers article
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara USAID dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Sumber gambar: pers rilis.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menjalin kerja sama bilateral dengan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) untuk menekan risiko perubahan iklim. Dalam perjanjian tersebut USAID berkomitmen untuk memberikan bantuan pendanaan sebesar US$ 50 juta atau setara Rp 749,5 miliar (kurs Rp 14.990 per US$) selama lima tahun.

Adapun peluncuran kemitraan baru di bidang iklim dan konservasi, yaitu Perjanjian Bilateral Kerangka Kerja Bilateral FOLU Net Sink. Perjanjian bilateral yang ditandatangani oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Administrator USAID Samantha Power.

BACA JUGA: KLHK Gugat Perusahaan Pembakar Hutan Senilai Rp 1,7 Triliun

Melalui perjanjian ini, USAID akan mendukung upaya-upaya Indonesia untuk mencapai tujuan Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 yang secara resmi telah diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat Konferensi COP 26 di Glasgow bulan November 2021. Hal ini telah dituangkan ke dalam Rencana Operasional FOLU Net Sink 2030 yang diterbitkan dengan Surat Keputusan Menteri LHK di bulan Februari 2022.

Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menuturkan sebelumnya pada Mei 2022, KLHK menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan USAID Indonesia sebagai wujud dukungan AS terhadap implementasi rencana operasional tersebut. Ini menjadi MoU yang pertama dari sejumlah MoU bilateral lainnya yang mendukung FOLU Net Sink 2030.

BACA JUGA: KLHK Sudah Jerat Perdata Perusahaan Pembakar Hutan

“Perjanjian Bilateral yang baru ini merupakan tindak lanjut dari Fact Sheet Gedung Putih yang dibahas oleh Presiden Jokowi dan Presiden Biden saat pertemuan bilateral di KTT G20 di Bali tahun lalu,” kata Siti Nurbaya melalui keterangannya, Selasa (18/7/2023).

Menurutnya, selama pemerintahan Jokowi, Indonesia telah mencatat kemajuan yang mengesankan di bidang konservasi hutan, penurunan laju deforestasi hingga 65% dalam tujuh tahun terakhir. Dengan begitu, Indonesia menjadi yang terdepan di dunia dalam meningkatkan perlindungan hutan.

Siti Nurbaya bilang kemitraan baru ini akan terus dibangun berdasarkan pencapaian-pencapaian tersebut. Adapun perjanjian bilateral tersebut merepresentasikan peranan pendanaan iklim untuk mendukung upaya-upaya Indonesia selama ini dalam mencapai agenda FOLU Net Sink 2030.

“Agenda ini membutuhkan pengeluaran yang diproyeksikan sebesar US$ 14,57 miliar, yang hingga saat ini terutama bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Samantha Power, Administrator USAID menambahkan perjanjian bilateral ini akan membantu upaya-upaya Indonesia yang telah berjalan dalam pencegahan degradasi hutan. Kemudian, melakukan rehabilitasi mangrove dan restorasi gambut, serta perlindungan satwa liar Indonesia.

“Dukungan ini akan melanjutkan upaya yang dilakukan Indonesia selama tujuh tahun terakhir untuk mengurangi deforestasi hingga hampir dua pertiga. Melalui perjanjian ini akan membantu melestarikan sumber daya vital yang diberikan oleh hutan Indonesia yang indah dan menakjubkan, serta penyerap karbon yang sangat penting untuk menstabilkan iklim,” kata Samantha.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS