Teknologi Baterai dan Megawatt Charging Jadi Sorotan PEVC 2025

marketeers article
Periklindo Electric Vehicle Conference (PEVC) 2025 di Jakarta, Kamis (26/6/2025). (Dok. Marketeers/Vedhit)

Transformasi industri otomotif global tengah diarahkan pada pengembangan ekosistem kendaraan listrik yang berkelanjutan. Di tengah perubahan ini, teknologi baterai menjadi salah satu fokus utama. Periklindo Electric Vehicle Conference (PEVC) 2025 akan menyoroti percepatan inovasi dalam teknologi baterai dan pengisian daya sebagai respons terhadap meningkatnya tren mobilitas ramah lingkungan.

Konferensi ini menghadirkan teknologi dari berbagai negara, sekaligus membahas potensi penerapannya di Indonesia. Upaya ini sejalan dengan kebutuhan untuk membangun ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle / EV) yang terintegrasi, efisien, dan siap menjawab tantangan energi masa depan.

“Perkembangan teknologi baterai saat ini sangat progresif, bukan hanya dari sisi material, tetapi juga harga jualnya yang terus menurun,” ujar Moeldoko, Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), dalam konferensi pers PEVC 2025 di Jakarta, Kamis (26/6/2025).

BACA JUGA: Tips Menjaga Baterai iPhone 16 agar Tidak Cepat Bocor

Kondisi tersebut memungkinkan akses energi yang lebih murah dan fleksibel bagi masyarakat. Teknologi ini pun memberi peluang pemanfaatan baterai bekas pakai untuk keperluan lain seperti penyimpanan energi dari panel surya.

Selain itu, limbah baterai lithium juga dapat didaur ulang dan dimanfaatkan kembali. Langkah ini membuka kemungkinan terbentuknya ekonomi sirkular dalam industri kendaraan listrik di Indonesia.

Penurunan harga baterai yang signifikan turut mendukung percepatan adopsi kendaraan listrik. Sebagai gambaran, harga baterai lithium kini sudah mencapai sekitar US$ 50.

Dari sisi pengisian daya, teknologi pengisian cepat juga mengalami kemajuan. Megawatt charging memungkinkan kendaraan terisi penuh dalam waktu sekitar 10 menit.

“Kami ingin memperkenalkan arah teknologi ini kepada seluruh pelaku industri di Indonesia agar mereka bisa menyesuaikan,” lanjut Moeldoko.

Dengan hadirnya teknologi baru ini, pelaku industri EV bisa menyesuaikan model bisnis dan strategi produksi. Transformasi ekosistem juga akan menyentuh aspek regulasi dan infrastruktur pendukung.

Peluang lain yang diangkat adalah potensi pemanfaatan energi bersih seperti nuklir dan geotermal. Indonesia disebut memiliki salah satu cadangan panas bumi terbesar di dunia.

Penggunaan energi bersih untuk mendukung EV dinilai strategis untuk menekan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Di sisi lain, teknologi nuklir memungkinkan proses daur ulang material yang minim limbah.

Moeldoko menegaskan bahwa forum PEVC menjadi sarana untuk menyosialisasikan perkembangan EV kepada publik dan industri. Harapannya, masyarakat dan pelaku usaha bisa menyadari arah dan peluang teknologi tersebut.

BACA JUGA: Usung USP Baterai Tahan Lama, itel Rilis Power 70 Hadir

“Dengan adanya konferensi ini, kami ingin semua pelaku industri bisa mengejar ketertinggalan teknologi dan mulai berpikir soal implementasinya di Indonesia,” tutur Moeldoko.

Melalui pembahasan mendalam tentang baterai, pengisian cepat, hingga energi bersih, PEVC 2025 ditargetkan menjadi penggerak transformasi ekosistem kendaraan listrik. Dampaknya diharapkan mendorong kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan masa depan transportasi rendah emisi di Indonesia.

Editor: Dyandramitha Alessandrina

award
SPSAwArDS