Temukan Kasus Terbaru, CDC Pelajari Bahaya Vaping

marketeers article
Close-up Of Person Hand Holding Electronic Cigarette.

Seorang pasien asal Amerika Serikat diketahui meninggal dunia setelah dirawat di rumah sakit. Penyakit yang dideritanya berhubungan dengan gangguan pernapasan yang diduga diakibatkan dari vape. Sebanyak 193 orang tercatat mendapatkan gejala serupa dengan sang pasien dengan rentang waktu satu bulan terakhir. Data tersebut dikumpulkan oleh U.S Centers for Disease Control and Prevention.

Sakit yang diderita sejumlah pasien bahkan sudah sampai ke tahap akut. Banyak pengguna rokok elektrik yang dirawat di rumah sakit karena gejala gangguan pernapasan. Jumlahnya bahkan naik dua kali lipat pada pekan lalu. Dari 22 orang yang dirawat di Illnois, 12 kasus tengah diteliti lebih lanjut.

Hingga saat ini, belum ada alasan jelas mengenai gejala yang terkait dengan penyakit yang diduga dikarenakan rokok elektrik ini. Di Illnois, orang-orang yang dirawat relatif muda. Usia mereka dimulai dari 17 tahun hingga 38 tahun. Gejala yang dialami adalah susah bernapas dan napas yang pendek.

Dilansir dari The Verge, tidak sedikit dari mereka juga mengalami sakit di dada. Beberapa lainnya muntah, diare, dan kelelahan. Namun, belum ada penyebab yang benar-benar terdeteksi. Staf CDC mengatakan bahwa ada kemungkinan virus atau bakteria. Tetapi, ada pula kemungkinan vape dan sejumlah produk lainnya yang digunakan pasien.

“Tingkat keparahan sakit yang dialami orang-orang menjadi peringatan. Kami harus segera meneliti lebih lanjut. Dan memastikan bahwa penggunaan rokok elektrik serta vaping bisa membahayakan,” ujar Direktur Departemen Kesehatan Publik Illnois Ngozi Ezike.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS