Terdampak Pelemahan Rupiah, Sharp Bakal Naikkan Harga

marketeers article
Ilustrasi produk Sharp. Sumber gambar: pers rilis.

PT Sharp Electronics Indonesia bakal menaikkan harga seluruh produknya sebesar 2% mulai 15 Maret 2025. Langkah tersebut dilakukan untuk merespons penurunan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus terjadi.

Andry Adi Utomo, National Sales Senior General Manager Sharp Electronics Indonesia menjelaskan pelemahan rupiah berdampak pada melonjaknya harga bahan baku produk elektronik yang mayoritas harus diimpor. Dia menyebut kenaikan harga merupakan langkah terakhir yang dilakukan perusahaan untuk bisa tetap bertahan tanpa merugi.

BACA JUGA: Sharp Ungkap Hasil Penjualan Selama 55 Tahun di Pasar Indonesia

“Kami sudah tidak tahan lagi, sekarang bisa jual tapi tidak bisa beli bahan baku karena Indonesia masih tergantung impor sangat besar,” kata Andry dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (12/3/2025).

Menurutnya, kondisi bisnis elektronik saat ini memang sedang tidak baik-baik saja. Selain harga bahan baku yang terus melonjak, pertumbuhan relatif stagnan setiap tahun lantaran daya beli masyarakat yang menurun.

BACA JUGA: Strategi Harga SHARP di Pasar Elektronik

Andry menyebut kenaikan harga sebesar 2% merupakan angka yang sangat moderat. Sebab, untuk bisa melebihi angka tersebut, produk yang dijual berpotensi tidak mampu dibeli konsumen.

“Setidaknya kami bisa survive dengan kenaikan segitu. Bisa hidup dululah, tidak mencari untung karena kan ekonomi sedang berkurang dan kita semua sedang tidak baik-baik saja,” tuturnya.

Andry mengeklaim hingga saat ini perusahaannya tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) di tengah lesunya permintaan. Kendati demikian, untuk menekan operasional, Sharp memilih mengurangi kapasitas produksi di pabrik.

“Kami lebih memilih melakukan slow down produksi atau mengurangi waktu produksi. Kalau sebelum-seelumnya banyak yang bekerja overtime, sekarang sudah tidak ada lagi yang overtime di pabrik,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

award
SPSAwArDS