Teten Masduki Dorong Perguruan Tinggi Ciptakan Wirausaha

marketeers article
Sebelum Go Global, UKM Diminta Kuasai Pasar Dalam Negeri. (FOTO: Dok Kemenkop UKM)

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki berharap perguruan tinggi mengubah kurikulum dengan fokus menciptakan wirausaha. Dengan demikian, lulusan perguruan tinggi tidak hanya menghasilkan sarjana yang ingin menjadi pegawai pemerintah atau swasta.

Berdasarkan data Kemenkop UKM, sebanyak 73 persen anak muda dari seluruh penduduk Indonesia bercita-cita menjadi pebisnis, bukan lagi menjadi pegawai.

“Survei CSIS (Centre for Strategic and International Studies) juga menyatakan lebih dari 70 persen anak muda ingin menjadi pebisnis. Ini menjadi bahan penting bagi perguruan tinggi untuk mendesain kembali, terutama fakultas bisnis dan ekonomi, guna menyiapkan entrepreneur, karena itu perguruan tinggi penting untuk menyiapkan para pelaku UKM kita yang lebih berkelas,” kata Teten Masduki dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (4/9/2022).

Menurut dia, perguruan tinggi memegang peranan penting dalam upaya mendorong evolusi kewirausahaan Indonesia. Harapannya, UKM yang sebelumnya masih dalam skala ekonomi subsisten atau hanya memenuhi kebutuhan rumah tangga dapat berubah menghasilkan produk berbasis inovasi, teknologi, dan ilmu pengetahuan.

Setiap tahun Indonesia disebut memiliki 3,5 juta angkatan kerja baru yang lulus dari sekolah sampai tingkat perguruan tinggi dengan 1,7 juta orang di antaranya merupakan sarjana.

“Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang rata-rata mencatatkan angka lima persen tiap tahunnya, hanya dua juta lapangan kerja yang mampu disediakan,” ujarnya.

Kemenkop UKM telah menyiapkan program satu juta wirausaha mapan baru, mengingat persentase kewirausahaan Indonesia masih 3,18 persen dari total UKM sekitar 64 juta. Pihaknya menargetkan jumlah persentase kewirausahaan mampu mencapai 3,95%-4% pada 2024.

Teten Masduki mengatakan perguruan tinggi perlu mengembangkan riset bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan memanfaatkan Program Matching Fund dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk membuat riset yang dapat dikomersialisasi UKM. Perguruan tinggi di Indonesia, lanjutnya, dapat mencontoh University of Melbourne sebagai best practice yang telah menghadirkan Business Innovation Lab dengan fokus pengembangan UKM serta pelatihan desain bagi mahasiswa untuk menumbuhkan usaha, mulai dari studi kelayakan bisnis, pengembangan produk, hingga international shipping atau ekspor yang didukung oleh alumni sebagai mentor.

“Pascapandemi COVID-19 ini kita bukan hanya ingin pulih, tapi bertransformasi. Bank Dunia juga sudah mengingatkan kita bahwa Indonesia harus menyiapkan lapangan kerja yang berkualitas,” kata Teten Masduki.

Related

award
SPSAwArDS