The Fed Naikan Bunga, Investasi Emas Bakal Diburu

marketeers article
Fine Gold Bars

Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) bakal menaikkan suku bunga acuan dalam dekat. Hal ini diperkirakan akan membuat volatilitas perekonomian dunia meningkat pada tahun 2022.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkapkan, para investor dan spekulan akan kembali berburu emas sebagai safe haven. Hal ini dilakukan untuk menyiasati penyusutan aset akibat dari gejolak pasar.

Dia menyebut dalam kurun waktu tiga hingga empat tahun terakhir, bank sentral di seluruh dunia telah mengamankan cadangan devisa mereka dalam bentuk emas, termasuk di Asia Tenggara (ASEAN). “Bahkan sebelum pandemi ada kondisi bank sentral itu banyak menumpuk emas, jadi ini salah satu itikad bank sentral hampir di seluruh dunia, termasuk di Asia Tenggara mereka cenderung melakukan de-dolarisasi,” kata Bhima dalam dialog daring di Jakarta, dikutip, Jumat (14/1/2022).

Menurutnya, dedolarisasi ini dilakukan seiring dengan meningkatnya volatilitas dolar sebagai mata uang yang paling banyak digunakana di dunia. Sejak dulu dolar masih menjadi andalan dalam berinvestasi, namun sekarang banyak mereka yang mengurangi cadangan dalam bentuk dolar dan dipindahkan ke emas.

Oleh karena itu, Bhima menilai bahwa investasi dalam bentuk emas untuk beberapa tahun ke depan akan terus mengalami peningkatan. Selain karena sifatnya yang tahan goncangan, ketersediaannya juga semakin sedikit. Hal ini yang menyebabkan harganya akan terus meningkat setiap tahunnya.

Terlebih lagi, dalam 15 tahun terakhir tidak ditemukan lagi pertambangan emas skala besar yang dapat menyebabkan over supply sehingga menurunkan harga komoditas tersebut. “Jadi kita masih melihat harga emas ini kenapa akan selalu naik, kalaupun ada koreksi sifatnya kecil tidak lebih dari 20%,” ujarnya.

Lebih lanjut, Bhima menjelaskan, dengan latar belakang tersebut akan semakin menguatkan pandangannya bahwa sebagian investor di tahun ini akan kembali mencari safe haven berupa emas. Saat ini, menurutnya, adalah momentum yang tepat untuk masuk ke dalam investasi emas, karena ke depan akan terjadi peningkatan volatilitas perekonomian.

Selain dipicu oleh pandemi COVID-19, peningkatan volatilitas perekonomian juga akan dipicu oleh kebijakan The Fed dan faktor stabilitas geopolitik. Di sisi lain, di dalam negeri tingkat konsumsi masih belum pulih terdampak adanya wabah.

“Justru, saya kira ini adalah time to buy yang cukup bagus karena kita tidak tahu ke depan ini akan terjadi dari sisi moneter dan perekonomian karena problemnya lebih kompleks dibandingkan 2020 dan 2021 yang hanya menghadapi pandemi,” pungkasnya.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS