The Holy Crab Tawarkan Menu Bercita Rasa Bali

marketeers article
Hadir sejak Februari 2014, nama The Holy Crab sudah menghasilkan awareness yang tinggi di kalangan kaum urban Jakarta, khususnya ketika membicarakan soal restoran seafood. Kini, inovasi dilakukan The Holy Crab dengan meluncurkan menu berbumbu Bali dan menu makan siang.
 
Menu Bali tersebut pada dasarnya terinspirasi dari outlet The Holy Crab yang berada di Petitenget, Bali. Para pelancong yang kebanyakan warga asing merasa terkesan ketika menu Blue Crab (Ranjungan) dan River Prawn (Udang Galah) disandingkan dengan Bumbu Genep dan Sambal Matah, menghasilkan perpaduan rasa yang eksotik. Biasanya, kedua bumbu itu disandingkan dengan menu-menu berbahan ayam.
 
“Seluruh gerai The Holy Crab, baik di Gunawarman, Bali, maupun di Holy Crab Shack di Flavor Bliss Alam Sutera bisa merasakan menu ini mulai 2 November 2015 mendatang,” kata Albert Wijaya, CEO Ersons Food, pemilik restoran The Holy Crab.
 
Albert menjelaskan, Blue Crab dan River Prawn merupakan produk yang didatangkan dari perairan Indonesia. Blue Crab memiliki warna yang berbeda dengan kepiting biasa, yaitu kebiru-biruan dengan bercak putih pada tempurungnya. Daging kepiting ini empuk dan padat, serta mengandung tinggi protein dan rendah lemak. 
 
Sedangkan River Prawn didatangkan dari Sumatera dan Kalimantan dan memiliki ukuran yang besar dibandingkan jenis udang lainnya. River Prawn memberikan rasa gurih manis di lidah pengunjung.
 
Albert Wijaya yang juga seorang chef mengatakan dirinyalah yang membuat menu tersebut, termasuk Bumbu Genep yang merupakan kombinasi dari dua belas jenis rerempahan. Sedangkan, Sambal Matah dihasilkan dari bawang merah, cabe rawit, dan empat rempah lainnya.
 
Sebagai pionir konsep Louisiana Seafood di Indonesia (cara memakan seafood di atas meja, tanpa piring dan tanpa alat makan), The Holy Crab juga meluncurkan beberapa menu makan siang. Albert mengatakan, alasan pihaknya meluncurkan menu lunch ini didorong oleh permintaan yang tinggi dari para pekerja di sekitar kawasan Senopati. 
 
“Kami dulu belum berani sajikan menu makan siang. Karena kami ingin memperkenalkan konsep Lousiana kepada pelanggan. Nah, ketika merek kami sudah dikenal banyak orang, barulah kami hadirkan menu makan siang yang disajikan di piring,” tuturnya.
 
Ada enam menu makan siang yang dihadirkan The Holy Crab. Salah satunya adalah Mixed Seafood Dirty Rice (Rp 55.000), yaitu semacam nasi goreng yang berisi potongan hati ayam dan campuran seafood. Ada juga Crab Cake Burger (Rp 145.000), burger kepiting yang disajikan dengan Cajun Fries. Sedangan menu lainnya antara lain Rolls (Rp 75.000-Rp 90.000), Creole Rice (Rp 55.000-Rp 70.000), dan Crispy Fish Burger (Rp 75.000).
 
Peluncuran menu makan siang tersebut diikuti dengan perubahan jam operasional outlet di Jakarta, di mana sebelumnya outlet hanya buka di malam hari untuk hari Senin hingga Kamis. “Namun sekarang, outlet akan buka dari siang dan malam hari setiap harinya,” tutur Albert.
 
Lelaki yang sempat bekerja di perusahaan keluarga PT Futami Food & Beverages ini juga mengatakan, telah menyediakan menu kepiting besar dengan berat sekira Rp 2 kilogram. Menu yang dinamai Live King Crab itu hanya bisa ditemui di outlet Gunawarman, Jakarta. 
 
“Kepiting ini kami datangkan langsung dari Alaska. Untuk bisa menikmatinya, kami sarankan pelanggan untuk melakukan pre-order dua hari sebelumnya. Karena dollar tengah tinggi, harganya sekira Rp 1,5 juta – Rp 2 juta per kilogram. Namun, bisa dinikmati oleh tujuh orang,” terang Albert.
 
Penasarankah Anda?
 
Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS