Toko Kelontong Masih Populer di Solo, Tren ke Minimarket Meningkat

marketeers article
Persaingan sengit minimarket yang menjamur di seluruh kota melawan pasar tradisional dan penjual-penjual kecil menimbulkan kekhawatiran terhadap kanibalisme bisnis di antara dua jenis ritel ini. Pihak otoritas pun merasa kebingungan memilih pihak mana yang harus dibela. Pada satu sisi pemilik toko tradisional memerlukan perlindungan, namun pertumbuhan minimarket  juga dibutuhkan untuk mendongkrak pertumbuhan bisnis ritel. Di sini, peran pembelanja bisa menentukan dinamika pasar dalam batas-batas tertentu.
 
Penelitian MarkPlus Insight  di tahun 2014 menunjukkan bahwa sekitar 85% responden di Solo membeli bahan makanan dan lainnya dari pasar tradisional. Sisanya, 26%, mengunjungi minimarket untuk keperluan yang serupa.
 
Source: MarkPlus Insight Consumer Study 2015 – Solo (n=651)
 
Di tahun 2015, Kebiasaan itu berubah seiring dengan perkembangan jaringan minimarket yang cepat. Hasil penelitian terbaru ini menunjukan, minimarket mendapatkan peringkat teratas sebagai tempat yang paling dipilih untuk membeli keperluan makanan sehari-hari, sedangkan warung dan pasar tradisional berada tidak terlalu jauh di belakang.
Satu faktor yang mendukung hal ini, bisa jadi karena kedekatan lokasi minimarket dengan komplek perumahan.
 
Mengantisipasi hal tersebut, penjual tradisional tetap menjaga harga jual mereka agar lebih kompetitif. Tapi, laporan berita juga menunjukan, ratusan toko-toko kecil ini kerap menjalankan usahanya tanpa izin dan cenderung melanggar jam operasi. Sebagai penyeimbang, pada tahun 2014, otoritas Kota Solo  telah menutup lusinan minimarket yang menjalankan usaha tanpa izin.

Related

award
SPSAwArDS