Totalitas Susi Pudjiastuti Sebagai Menteri

marketeers article

sumber foto: http://goo.gl/3iQ4La

Susi Pudjiastuti tiba-tiba menjadi perbincangan di banyak kalangan setelah namanya diumumkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Kerja. Setelah pengumuman itu, nama Susi tidak henti-hentinya dibahas di berbagai media dalam beragam isu. Dari mulai pendidikannya yang hanya lulusan SMP hingga aksinya yang dengan santai melayani pertanyaan para pekerja media sambil merokok di pelataran istana. Hal-hal unik inilah yang membuat masyarakat bertanya-tanya siapa sebenarnya sosok Susi ini?

Sebelum ditunjuk sebagai Menteri Perikanan dan Kelautan, perempuan kelahiran Pangandaran 49 tahun lalu ini merupakan sosok pengusaha yang sukses memulai kariernya dari bawah. Ketika itu, ia masih berstatus sebagai seorang pelajar. Dirinya memutuskan menjadi pengepul ikan di pantai Pangandaran dan memasarkannya ke Jakarta.

Dia memilih berbisnis ikan karena tidak ada pilihan. “Kenapa ikan? Saya tidak tahu. Saya tidak punya pilihan. Saya hidup di Pangandaran dan hanya lulusan SMP. Hanya ikan yang saya lihat saat itu,” cerita Susi dalam acara Tanoto Enterpreneur Series di Jakarta, Jumat (5/12/2014).

Bisnis pengepulan ikan miliknya terus berkembang. Hingga pada tahun 1996, Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulannya berupa lobster dengan merk Susi Brand. Bisnis pengolahan ikan miliknya pun terus meluas hingga pasar global.

Susi terus mengembangkan sayap bisnisnya. Hingga pada tahun 2004, Susi membeli sebuah Cessna Caravan seharga Rp 20 miliar dengan menggunakan pinjaman bank. Lalu, Susi mendirikan PT ASI Pudjiastuti Aviation. Pesawat tersebut ia gunakan untuk mengangkut lobster dan ikan segar tangkapan nelayan untuk dipasarkan di Jakarta.

Susi juga memiliki peran penting pada bencana tsunami Aceh tahun 2004. Pesawatnya menjadi yang pesawat pertama yang berhasil menembus lokasi bencana untuk mendistribusikan bantuan kepada para korban tsunami yang terisolasi. Peristiwa tsunami tersebut menjadi salah satu titik perubahan bisnis Susi Air menjadi jasa pesawat carteran.

Dalam menjalankan bisnis, Susi selalu mengedepankan komitmen dan totalitas dalam menjalankannya. “Selalu memegang komitmen dalam melakukan apa pun serta harus total dalam menjalankannya. Saya mencintai pekerjaan saya, sama besarnya dengan saya mencintai keluarga saya,” tambah Susi.

Baginya, kekayaan laut Indonesia sangat luar biasa dan ia pun setuju dengan visi Presiden Joko Widodo tentang konsep kemaritiman. Satu yang dipesankan Susi dalam menekuni bisnis pada sektor maritim adalah untuk selalu berniat baik kepada alam.

“Ketika kita melakukan bisnis yang berhubungan dengan sumber daya alam, niatan kita kepada mereka (sumber daya alam) juga harus baik. Apabila niatan kita sudah baik, mereka juga akan memberikan yang terbaik kepada kita,” kata Susi.

Susi menambahkan, saat ini Indonesia perlu berubah. Bangsa Indonesia sudah hebat namun membutuhkan kedisiplinan untuk meningkatkan harga diri bangsa.

“Apa yang kita butuhkan untuk negeri ini adalah perubahan. Kalau tidak berubah, kita tidak bisa untuk maju ke depan. Selain itu, kita juga perlu bersikap independen. Kalau kita tidak independen, kita tidak bisa berbuat perubahan,” tutup Susi.

Related

award
SPSAwArDS