Tren Baru: Perusahaan Otomotif Akuisisi Startup Teknologi

marketeers article
Siapa bilang praktik merger dan akuisisi (M&A) suatu perusahaan harus bernilai fantastis? Banyak perusahaan saat ini mulai melepas batas-batas normatif dalam melakukan akuisisi. Tidak mesti,, sebuah perusahaan harus mencari perusahaan dengan bisnis yang sama untuk memulai akuisisi.
 
Pendapat itu disampaikan oleh Bruce Delteil, Merger & Acquisition (M&A) Lead for Asia Pacific Accenture. Bruce mengatakan, perusahaan bisa melakukan akuisisi di lintas industri dalam rangka menggali kapabilitas baru. Jika tidak, perusahaan bisa mengakuisisi perusahaan-perusahaan kecil (startup) yang bergerak di bidang yang sama. 
 
“Biasanya, perusahaan yang disasar adalah perusahaan startup teknologi. Sebab, dari sebuah startup kecil, bisa mengubah landskap bisnis perusahaan ke depan,” katanya kepada Marketeers dalam sebuah pertemuan.
 
Bruce menyebut, berdasarkan survei Accenture, 80% perusahaan berencana mengejar pertumbuhan non tradisional. Caranya, bisa dengan menjadi penyedia permodalan (venture) atau melakukan joint venture dan akuisisi saham suatu startup.
 
Langkah tersebut dilakukan oleh perusahaan otomotif asal Jerman Daimler AG yang mengakuisisi perusahaan teknologi RideScout LLC dan Intelligent Apps GmbH (myTaxi) senilai US$ 100 juta. Perusahaan yang menjadi saingan Uber itu bergerak di bisnis berbagi kendaraan atau ride sharing yang tengah tren di Amerika Serikat. 
 
“Tahun lalu, ada 500.000 mobil Mercedes Benz tidak bisa dijual di AS karena meningkatnya penggunaan ride sharing. Diproyeksikan, angka itu akan menembus 1,5 juta mobil. Sehingga, yang dilakukan Mercedes adalah dengan masuk ke bisnis ride sharing,” terangnya.
 
Sayangnya, lanjut Bruce, model seperti ini belum familiar di Indonesia. Namun, sudah banyak perusahaan ritel offline yang mulai pro-aktif ke arah online dengan membuat e-commerce. “Langkah semacam ini bisa menjadi jalan memperbesar kapabilitas perusahaan di industri. Bentuknya bisa merger atau sekadar joint venture,” tutup pria asal Prancis ini.
 
 
Editor: Hendra Soeprajitno

Related

award
SPSAwArDS