Turunkan Stunting 7,3% di Bogor, ChildFund Perluas Program ASRP ke NTT

marketeers article
ChildFund International di Indonesia jalankan Program Percepatan Penurunan Stunting. (Dok. ChildFund International)

ChildFund International di Indonesia terus memperkuat upaya penanggulangan stunting melalui pendekatan berbasis masyarakat. Sejak tahun 2022, organisasi ini mengembangkan Acceleration of Stunting Rejection Program (ASRP), sebagai kelanjutan dari program Batagor (Bapak Ibu Anak Tangguh Kota Bogor) yang lebih dulu dilaksanakan pada 2020–2021.

Melalui ASRP, angka stunting di Kota Bogor berhasil ditekan dari 35,9% menjadi 28,6% hanya dalam kurun dua tahun terakhir. Program ini difokuskan pada intervensi selama 1.000 hari pertama kehidupan anak, dengan menekankan pentingnya pola pengasuhan yang responsif dan pemahaman gizi di tingkat keluarga.

“ASRP bertujuan menurunkan prevalensi stunting dan malnutrisi dengan melibatkan para pemangku kepentingan lokal, seperti TPPS, Bapperida, Dinas Kesehatan, puskesmas, hingga relawan masyarakat,” jelas Siti Aisah, Health Specialist ChildFund International di Indonesia dalam siaran pers kepada Marketeers, Rabu (11/6/2025).

BACA JUGA: UNICEF dan KemenPPPA Ungkap Pola Asuh Buruk Picu Stunting

Strategi program mencakup edukasi langsung kepada orang tua dan pengasuh anak usia 0–23 bulan. Pendekatan ini dijalankan melalui kolaborasi aktif dengan pemerintah daerah dan komunitas lokal agar intervensi yang dilakukan tepat sasaran dan berkelanjutan.

Hasil dari pelaksanaan ASRP di Kota Bogor menunjukkan penurunan signifikan dalam berbagai indikator gizi anak. Angka gizi buruk berat menurun dari 9,4% menjadi 3,2%, gizi buruk umum dari 26,6% menjadi 12,7%, dan anak dengan berat badan sangat kurang dari 21,9% menjadi 14,3%.

“ASRP berkontribusi langsung dalam penurunan berbagai indikator malnutrisi, termasuk stunting,” ungkap FE. Eriyanto, Pimpinan Yayasan Warga Upadaya, mitra ChildFund di wilayah Bogor.

Keberhasilan program ini menjadi dasar perluasan ke daerah lain. Kota Kupang dan Kabupaten Sumba Barat Daya di Nusa Tenggara Timur menjadi wilayah selanjutnya yang mengadopsi pendekatan serupa.

Di tahap awal, promosi pengasuhan responsif menjadi fokus utama. Dari 311 orang tua dan pengasuh, sebanyak 267 orang mengalami peningkatan pemahaman terkait gizi anak. Selain itu, seluruh kader masyarakat yang terlibat juga menunjukkan peningkatan kapasitas.

Rudy Mashudi, Kepala Bapperida Kota Bogor, mengakui dampak program ini terhadap masyarakat. Ia menyebut bahwa pendekatan ASRP menyentuh langsung tiga aspek utama, yakni edukasi pola asuh, pengetahuan gizi, dan dukungan terhadap pengembangan kebijakan penurunan stunting.

“Program ini memberikan kontribusi nyata yang langsung dirasakan oleh masyarakat,” ujarnya.

ASRP juga dirancang untuk memperkuat kapasitas lokal secara berkelanjutan. Fokus utamanya adalah membangun sistem pengasuhan dan pelayanan gizi yang terintegrasi, didukung oleh seluruh elemen masyarakat dan pemerintah.

BACA JUGA: Cegah Stunting dan Penyakit Degeneratif lewat Konsumsi Ikan

Di Nusa Tenggara Timur, ChildFund bekerja sama dengan Yayasan Masyarakat Cita Madani untuk memastikan pendekatan program tetap sesuai dengan kondisi lokal.

Melalui kerja sama lintas sektor dan pendekatan partisipatif, ASRP menunjukkan bahwa intervensi komunitas bisa menjadi kunci dalam mengatasi masalah stunting yang kompleks, dan membuka jalan menuju generasi yang lebih sehat.

Editor: Dyandramitha Alessandrina

award
SPSAwArDS