Untuk Startup, Co-working Space atau Virtual Office?

marketeers article

Startup di Indonesia tumbuh seiring dengan kebutuhan yang menyertainya. Aktivitas startup yang kebanyakan dilakukan secara mobile telah memicu munculnya tren co-working space dan virtual office.

Keduanya menjadi jawaban bagi startup yang tak melulu membutuhkan lokasi kerja yang permanen, namun tetap membutuhkan tempat untuk melangsungkan bisnisnya. Bahkan lebih dari itu, co-working space maupun virtual office juga bisa digunakan untuk melakukan pertemuan bisnis.

Secara spesifik, co-working merupakan tempat kerja yang telah dilengkapi berbagai fasilitas untuk melakukan pekerjaan. Penggunanya akan dimanjakan dengan koneksi internet, printer, bahkan ruang meeting dan hal-hal lainnya.

Jika co-working sudah sedemikian simpel, maka virtual office menawarkan hal yang jauh lebih praktis. Tak sedikit startup yang benar-benar melakukan bisnisnya secara mobile sehingga tak membutuhkan lagi lokasi kerja fisik. Meski begitu tetap dibutuhkan tempat untuk melakukan interaksi dengan rekan bisnis.

Di sini lah tren virtual office bagi sebuah startup. Melihat tren tersebut, Lynk coba mengambil peluang di sana. Penyedia virtual office yang berlokasi di Jakarta Barat ini membangun daya saing dengan menjanjikan harga yang terjangkau dan memungkinkan penyesuaian harga demi menjawab kebutuhan startup.

Tak hanya itu, suasana kerja yang nyaman juga jadi daya tarik yang ditonjolkan virtual office ini. Di tambah lagi, Lynk juga berada di lokasi bisnis yang strategis. Sehingga, mudah bagi penggunanya untuk mengakses berbagai lokasi.

Di sisi lain, proses yang cepat dan terjamin juga akan menjadi kelebihan virtual office ini untuk menjawab kebutuhan startup yang serba cepat. Jadi, kamu pilih co-working space atau virtual office?

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS