Upaya Bank BTPN Mereposisi Bisnisnya Tahun 2023

marketeers article
Manajemen Bank BTPN (Foto: Hafiz/Marketeers)

Bank BTPN tengah mereposisi bisnisnya tahun 2023 setelah mencatatkan performa positif sampai dengan kuartal ketiga tahun 2022. Upaya reposisi ini tak lain untuk memperkuat portofolio bisnis perusahaan untuk merangkul konsumen yang lebih luas.

“Kami telah bertransformasi selama empat tahun, tepatnya setelah aksi merger antara PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk dan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI),” ujar Henoch Munandar, Direktur Utama Bank BTPN saat menggelar konferensi pers di Blue Jasmine Resto, Jakarta pada Rabu (25/1/2023).

Dengan adanya merger ini, keunggulan dari masing-masing perusahaan kian terhubung. Di sini, Bank BTPN dikenal dengan produk pembiayaan pensiun, SME, dan bisnis mikro. Sementara, SMBCI berfokus ke korporasi, khususnya multi nasional company (MNC).

“Merger ini membuat Bank BTPN dapat melayani seluruh segmen dan membangun positioning sebagai universal Bank. Kami ingin menciptakan group bisnis keuangan yang komprehensif,” ungkap Henoch.

Hingga saat ini, ada tiga segmen konsumen yang dilayani oleh Bank BTPN, yakni segmen korporasi, segmen usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dan konsumen ritel.

Kami fokus ke digitalisasi dan memperkuat posisi sebagai bank digital yang meluncurkan bank digital, Jenius.  Di sini, Henoch bermisi untuk melakukan portfolio mix di semua segmen.

BACA JUGA: Hingga September 2022, BTPN Kantongi Laba Bersih Rp 2,418 Triliun

“Tahun ini, kami berharap terus bertumbuh. Saya tertarik untuk fokus ke proses digitalisasi perbankan. Digitalisasi ini menjadi keniscayaan bagi banyak segmen, termasuk korporasi dan small medium entreprise (SME),” lanjut Henoch.

Bidik proyek Green Financing

Sebagai portofolio bisnisnya, Bank BTPN membidik berbagai proyek-proyek ramah lingkungan. Upaya ini dilakukan perusahaan untuk mendukung program ekonomi hijau yang dikerahkan pemerintah. Dalam laporan perusahaan hingga 30 September 2022, BTPN telah menyalurkan kredit sebesar Rp 6,7 triliun dalam pembiayaan bisnis berkelanjutan, termasuk proyek pembangkit listrik ramah lingkungan, kendaraan ramah lingkungan, dan lainnya.

Bank BTPN juga baru menutup deal sebesar Rp 1,46 triliun dengan PLN untuk mendukung transisi energi menuju energi baru terbarukan (EBT). Bank BTPN juga memberikan pinjaman kepada PT Kepland Investama sebanyak Rp 1,06 triliun untuk pembiayaan pembangunan properti ramah lingkungan, International Financial Centre (IFC).

BACA JUGA: Transisi Menuju Ekonomi Hijau Butuh Investasi Rp 6.700 Triliun

“Ini menjadi value proposition untuk Bank BTPN kepada para nasabah yang tertarik mendapatkan pembiayaan properti pembangunan infrastruktur green energy,” tambah Henoch.

Performa Kuartal Tiga Tahun 2022

Soal performa, kinerja keuangan perusahaan sampai dengan Q3/2022 membukukan pertumbuhan kredit sebesar 13% year on year dibanding periode tahun sebelumnya.

Rasio gross non-performing loan (NPL) perusahaan juga di bawah rerata industri, yakni sebesar 1,41%. Angka ini lebih rendah dibanding tahun lalu. Sementara, laba bersih perusahaan tumbuh 18% secara year on year.

Sayangnya, Henoch belum bisa memberikan laporan kinerja keuangan perusahaan hingga akhir tahun 2022. Alasannya karena Bank BTPN adalah perusahaan terbuka dan akan mengumumkan kinerja keuangannya pada Februari nanti.

“Tahun ini, Bank BTPN tetap akan bertumbuh namun secara kehati-hatian dalam menyikapi ekonomi global. Sektor yang bisa kami support dan maksimalkan tahun ini datang dari sektor ketahanan energi dan ketahanan pangan yang dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan kredit,” tutup Henoch.

Related

award
SPSAwArDS