Upaya Perusahaan Media Memanjakan Pelanggannya

marketeers article

Sulit bagi para pelaku industri media untuk bisa memuaskan seluruh generasi. Namun, masing-masing media sudah menyiapkan beragam strategi untuk menyiasati hal ini. Sebagai anak baru di industri media, Kumparan menilai bahwa apa pun generasinya, lokasi, dan usianya, semua berhak mendapatkan konten yang berkualitas dan sesuai dengan apa yang menjadi preferensi masing-masing. Terlebih, Andrias menegaskan bahwa visi ketika Kumparan dibangun adalah meyakini bahwa setiap orang bisa menciptakan dampak sosial

“Pertanyaannya adalah Gen X memiliki kualitas konten yang berbeda dengan Gen Y dan Gen Z. Lantas bagaimana cara kami menyampaikan konten kami ke audiens yang tepat? Untuk menemukan cara ke sana, kami sebagai media ataupun technology company akan menggunakan teknologi seperti Artificial intelligence dan machine learning,kata Andrias Ekoyuono, Chief Marketing Officer Kumparan.

Bila Kumparan akan menggunakan teknologi canggih untuk menghadirkan konten yang personal, Brilio berusaha fokus pada kualitas konten dalam tahapan hidup tertentu. Meskipun fokus di Gen Y dan Gen Z, bagi Joe Wadakethalakal, CEO & Co-Founder Brilio, bukan berarti Gen Z akan terus mengonsumi konten Gen Z, begitu juga Gen Y.

Joe meyakini pentingnya memahami live stage pembaca ketimbang fokus di umur. Baginya, banyak yang berumur di bawah 25 tahun sudah menikah dan memiliki anak. Tentunya, ketika memiliki anak, pola pikir mereka tidak akan seperti Gen Z kebanyakan, melainkan seperti kalangan Gen X yang memiliki tanggung jawab sebagai orang tua.

“Kami punya tim editorial yang ada dalam live stage tersebut. Tidak ada resep khusus dalam menulis untuk anak muda. Kuncinya hanya memperkerjakan penulis muda untuk menulis permasalahan mereka. Semua penulis kami ada pada kisaran umur tersebut,” tegas Joe.

Meskipun model bisnisnya seperti stasiun televisi konvensional, Net TV memiliki keunggulan dalam ranah digital. Net TV akan memperluas kekuatan kontennya melalui jaringan distribusi digital yang mereka miliki saat ini, seperti Zulu, Net Z, dan Net CJ.

“Ketika Net TV pertama kali hadir, semua orang ingin menonton karena kami menghadirkan konten yang benar-benar baru. Hal ini terjadi sampai sekarang. Masyarakat menonton Net TV karena mengharapkan sesuatu yang baru,” ujar Nova Wahyudi, Deputy Assistant Vice President Planning, Schedulling & Research Net TV.

Kompas.com pun memiliki strateginya sendiri dalam penyajian kontennya kepada tiga generasi ini. Apa yang kemudian dilakukan Kompas.com? Wisnu Nugroho, Pemimpin Redaksi Kompas.com mengatakan, untuk segmen yang lebih suka membaca mendalam seperti Gen X, Kompas.com menyediakan VIK (Visual Interaktif Kompas) yang mengusung konten lebih dalam, lebih banyak prespektif, lebih kaya grafis, dan memancing orang untuk lebih berusaha memahami.

Sementara, untuk generasi yang lebih suka informasi instan, Kompas.com hadir dengan berita-berita hariannya yang cepat, ringkas, dan lebih ringan. Termasuk format video menghibur dalam wadah Pijaru yang digarap oleh anak-anak muda. Untuk menangkap kebutuhan generasi yang lebih muda atau generasi Z, lanjut Wisnu, Kompas.com justru menggali insight dari dalam melalui para reporternya yang masih terbilang muda.

“Kami selalu mengedepankan empat hal dalam menyajikan berita di internet untuk Generasi yang lebih muda, yakni berita yang bermanfaat bagi mereka, inspiratif, membanggakan, dan aktual. Itu yang hampir selalu menjadi acuan bagi kami untuk menayangkan sebuah berita,” kata Wisnu.

Ketika berbicara tentang media, tentu yang menjadi kunci adalah kekuatan dari masing-masing konten. Tidak ada generasi yang penting dan tidak penting. Sebab, sampai kapan pun, setiap generasi akan terus membutuhkan informasi, dan mereka akan senantiasa menjadi pembaca masa depan. Terus relevan dan memahami anxieties dan desires mereka menjadi isu utama bagi pemain industri media di Indonesia.

Editor: Sigit Kurniawan

Related

award
SPSAwArDS