Usai Idulfitri, Penjualan Eceran Terkontraksi pada April

marketeers article
Ilustasi penjualan ritel. Sumber gambar: 123rf.

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan penjualan eceran atau indeks penjualan riil (IPR) April 2025 akan terkontraksi secara bulanan (month-to-month/mtm). Hal ini terjadi seiring dengan berakhirnya periode Ramadan dan Idulfitri.

Kendati demikian, IPR pada periode tersebut masih cukup baik dengan angka mencapai 231,1 didukung tetap tumbuhnya kelompok suku cadang dan aksesori, bahan bakar kendaraan bermotor, dan subkelompok sandang. Sementara itu, penjualan kelompok lainnya diprakirakan menurun, terutama kelompok peralatan informasi dan komunikasi, perlengkapan rumah tangga lainnya, dan makanan, minuman, serta tembakau.

BACA JUGA: Omzet Penjualan Ritel di Pertamina SMEXPO 2023 Naik 293%

“Secara bulanan, penjualan eceran pada April 2025 diprakirakan terkontraksi sebesar 6,9% (mtm), dipengaruhi oleh normalisasi permintaan masyarakat seiring berakhirnya periode Ramadan dan hari besar keagamaan nasional (HBKN) Idulfitri,” kata Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksektutif Departemen Komunikasi BI melalui keterangan resmi, Rabu (14/5/2025).

Denny menyebut, pada Maret 2025, IPR tercatat sebesar 248,3 atau tumbuh 5,5% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Februari 2025 sebesar 2,0% (yoy). Peningkatan IPR tersebut terutama didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, barang budaya dan rekreasi, serta subkelompok sandang.

BACA JUGA: Singles Day 11.11, Penjualan Ritel Online di Indonesia Meningkat

Secara bulanan, penjualan eceran pada Maret 2025 juga tumbuh sebesar 13,6% (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,3% (mtm). Peningkatan tersebut bersumber dari mayoritas kelompok barang, terutama kelompok makanan, minuman dan tembakau, barang budaya dan rekreasi, serta subkelompok sandang.

Hal tersebut sejalan dengan permintaan masyarakat saat Ramadan dan HBKN Idulfitri, serta strategi retailer yang memberikan potongan harga. Dari sisi harga, tekanan inflasi tiga dan enam bulan yang akan datang, yaitu pada Juni 2025 dan September 2025 diprakirakan menurun.

“Ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Juni dan September 2025 yang masing-masing tercatat sebesar 146,4 dan 153,1, lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang masing-masing tercatat sebesar 148,3 dan 155,5,” tutur Denny.

award
SPSAwArDS