Viral Anak Dilimpahkan Tanggung Jawab Finansial, Generasi Sandwich?

marketeers article
Ilustrasi Generasi Sandwich (Foto: 123rf)

Sebuah unggahan di platform X menunjukkan percakapan yang mengindikasikan seorang ibu melimpahkan tanggung jawab finansial pada anaknya. Dalam foto yang beredar, si anak diminta mengirimkan uang bulanan sekaligus menanggung biaya kuliah adiknya.

Uang sisa 200.000 gk bisa kirim. Mbak cape kerja terus. Buat mbak gk ada sama sekali,” demikian keluh kesah si anak dalam percakapan yang diunggah akun @tanyarlfes

Hingga tulisan ini dibuat, cuitan tersebut sudah dilihat oleh lebih dari 2 juta pengguna. Apa yang dialami anak itu membuatnya tergolong sebagai generasi sandwich, sebagaimana diungkapkan Dorothy A Miller dalam The ‘Sandwich’ Generation: Adult Children of the Aging. 

Hal ini karena si anak menjadi sumber utama penyokong hidup dua generasi. Dua generasi yang dimaksud ialah orang tua dan dirinya sendiri, termasuk juga keluarganya nanti saat si anak menikah. 

Dorothy mendeskripsikan generasi sandwich sebagai generasi orang dewasa yang harus menanggung hidup orang tua, juga anak-anak mereka.

BACA JUGA: 5 Rekomendasi Tools untuk Cerdas dalam Manajemen Keuangan Pribadi

Dorothy dalam jurnalnya juga menyebut generasi sandwich rentan mengalami tekanan psikologis. Faktor utamanya karena generasi tua tak menyiapkan masa rentanya dengan baik. 

Bukan sekadar perihal finansial, tetapi juga kesehatan. Adapun tekanan psikologis yang dimaksud, antara lain mudah kelelahan dan stres. 

Juga, merasakan burnout alias kelelahan fisik dan mental, depresi, serta merasa bersalah dan khawatir secara terus menerus. Tekanan tersebut akan berimbas pada terganggunya kemampuan dalam mengelola pekerjaan, hobi, hubungan, bahkan waktu untuk diri sendiri. 

Parahnya lagi, muncul perasaan tidak mampu menjadi anak, pasangan, atau orang tua yang baik secara bersamaan.

Tips Mengatur Keuangan sejak Dini

Mengingat dampak negatif yang dirasakan generasi sandwich begitu memberatkan kesehatan psikologis, penting untuk dipahami cara menghentikan ‘tradisi’ tersebut. Salah satunya, dengan mengatur finansial sedini mungkin.

Prita Ghozie, CEO Zap Finance melalui kanal YouTube-nya mewanti-wanti generasi yang berpotensi menjadi ‘sandwich’ untuk menentukan prioritas keuangan. Buatlah pembukuan finansial agar pengelolaan keuangan tercatat dengan jelas.

Usahakan pula untuk menyeleksi kembali keperluan yang penting dan tidak. Ketimbang mengeluarkan uang untuk kebutuhan tersier, lebih baik alokasikan dana tersebut untuk investasi dan asuransi.

BACA JUGA: 5 Cara Mengatur Keuangan Pribadi, Bijak dan Cerdas dengan Uang

Adapun besaran dana yang bisa diinvestasikan, yaitu sebesar 20% dari pendapatan. Hal ini sebagaimana disampaikan Kepala Subbagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Regional IV JATIM Fida Syarifa Syifa.

“Dengan menyisihkan 20% dari uang pendapatan untuk investasi itu bisa melindungi nilai uangnya dari adanya inflasi. Dengan catatan, instrumen investasi yang kita pilih bagus dan memenuhi kriteria 2 L (logis dan legal),” ujarnya, dikutip dari laman unair.ac.id.

Meski angka 20% terlihat kecil, nyatanya kebanyakan orang masih merasa sulit untuk merealisasikannya. Sebab itulah, Firda menegaskan dibutuhkan keseriusan dan konsistensi dalam menyisihkan uang demi menunjang masa depan.

Demikianlah sekilas pembahasan mengenai generasi sandwich beserta tips mengatur keuangan sejak dini. Semoga bermanfaat!

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS