Warren Buffett Larang Kelas Menengah Hamburkan Uang untuk 5 Hal Ini

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Warren Buffett bukan hanya terkenal karena kepiawaiannya berinvestasi, tetapi juga gaya hidup hemat yang konsisten. Di balik kesuksesan finansialnya, ia kerap menyoroti kebiasaan konsumtif yang justru menghambat keluarga kelas menengah membangun kekayaan jangka panjang.

Menurut Buffett, banyak orang tergoda membelanjakan uang untuk hal-hal yang sebenarnya bisa dihindari. Padahal, jika dialihkan untuk investasi, nominal tersebut dapat memberikan hasil yang jauh lebih besar.

Melansir New Trader U, berikut lima pengeluaran yang dianggap Buffett sebagai pemborosan dan sebaiknya dihindari oleh kelas menengah:

BACA JUGA: 5 Tips Hemat Belanja Bahan Makanan Tanpa Mengurangi Gizi

Mobil Baru

Bagi Buffett, membeli mobil baru merupakan salah satu kesalahan finansial besar yang sering dilakukan keluarga kelas menengah. Pasalnya, begitu mobil keluar dari dealer, nilainya langsung turun drastis.

Buffett sendiri sempat mengendarai Cadillac DTS keluaran 2006 selama hampir delapan tahun, dan hanya menggantinya karena desakan sang anak. Bahkan, ia pernah membeli mobil bekas dengan sedikit kerusakan karena harganya lebih murah.

Alih-alih mengejar gengsi, Buffett menganggap mobil hanyalah alat transportasi. Membeli mobil bekas yang masih layak pakai, menurutnya, jauh lebih masuk akal karena uang yang dihemat bisa dialihkan ke investasi seperti reksa dana indeks yang nilainya terus bertumbuh.

Utang Berbunga Tinggi

Menurut Buffett, bunga kartu kredit yang tinggi membuat orang terjebak dalam lingkaran utang yang terus tumbuh. Alih-alih bisa menabung atau berinvestasi, uang justru habis hanya untuk membayar bunga.

Buffett selalu menekankan pentingnya membayar lunas utang berbunga tinggi sebelum mulai berinvestasi. Dalam banyak kasus, menghapus utang kartu kredit memberi keuntungan lebih pasti dibanding mengejar return dari investasi yang belum tentu berhasil.

Judi

Buffett menyebut perjudian sebagai bentuk “pajak bagi mereka yang tak memahami matematika.” Menurutnya, kegiatan ini tidak bisa membangun kekayaan karena sistem judi memang dirancang untuk membuat operatornya untung, bukan pemainnya.

BACA JUGA: 10 Cara Menabung yang Unik dan Seru, Tak Bikin Tertekan!

Alih-alih mengandalkan keberuntungan instan, Buffett lebih memilih pendekatan jangka panjang dengan menabung, berinvestasi secara konsisten, serta membiarkan bunga majemuk bekerja. Ia menyebut uang yang dihabiskan untuk berjudi seharusnya bisa dialihkan untuk investasi rutin.

Rumah Terlalu Besar

Kendati memiliki kekayaan lebih dari US$ 150 miliar, Buffett tetap tinggal di rumah sederhana di Omaha yang ia beli pada tahun 1958. Baginya, rumah besar bukanlah jaminan kebahagiaan atau status sosial, justru bisa jadi beban finansial.

Rumah besar biasanya disertai biaya yang besar pula, mulai dari tagihan listrik, pajak properti, hingga biaya perawatan dan furnitur. Banyak keluarga kelas menengah terjebak menjadi “miskin gaya,” yaitu hidup dalam rumah megah tapi tak punya tabungan atau investasi.

Buffett menyarankan untuk membeli rumah sesuai kebutuhan saja. Sisa uang dari bujet membeli rumah akan lebih baik jika digunakan untuk menumbuhkan aset produktif yang benar-benar meningkatkan kekayaan.

Investasi Rumit

Satu prinsip investasi Buffett yang paling terkenal adalah, “Jangan pernah berinvestasi dalam sesuatu yang tidak Anda pahami.” Ini termasuk produk keuangan kompleks dan tren investasi yang hanya ikut-ikutan.

Banyak kelas menengah tertarik pada skema investasi yang rumit dan berisiko tinggi karena terdengar menguntungkan. Padahal, sering kali produk tersebut memiliki biaya tersembunyi dan potensi rugi besar.

Buffett pun lebih menyarankan investasi sederhana dan jelas, seperti reksa dana indeks berbiaya rendah. Selain mudah dipahami, strategi ini juga terbukti bisa mengungguli mayoritas manajer investasi dalam jangka panjang.

Editor: Bernadinus Adi Pramudita

award
SPSAwArDS