Waspadai Ancaman Siber Finansial di Tahun Depan

marketeers article
Pink shopping basket, dollar banknotes and metal padlock at yellow background. Safety shopping, personal finances security, money savings concept.

Kejahatan siber masih akan menjadi ancaman yang sangat serius pada tahun 2021, terutama ancaman siber finansial karena dapat berdampak langsung bagi kesejahteraan keuangan individu maupun organisasi. Penelitian yang dilakukan oleh Kapersky memprediksi lanskap ancaman keuangan tahun 2021.

Pada tahun 2021 dikatakan akan makin banyak pelaku kejahatan siber finansial yang menargetkan Bitcoin dan uang kripto ketika menuntut pembayaran dari korban. Selain itu, praktik pemerasan akan menjadi lebih luas, baik sebagai bagian dari serangan DDos (Distributed Denial of Service) atau ransomware.

Ada pula MageCarting atau biasa disebut JS-skimming, sebuah metode mencuri data kartu pembayaran dari platform e-commerce. Serangan ini diprediksi akan berpindah ke sisi server melihat pada tahun ini ancaman yang menyerang sisi klien yang menggunakan JavaScript semakin berkurang.

Sementara itu, kemampuan berupa teknis khusus untuk memantau, menghapus nama pengguna, dan menyita akun Bitcoin akan menjadi metode yang paling banyak digunakan oleh pelaku kejahatan siber untuk meminta bayaran.

Dmitry Bestuzhev, peneliti keamanan Kapersky melalui siaran pers mengatakan, mata uang privasi lain yang ditingkatkan seperti Monoro kemungkinan akan digunakan sebagai uang transisi pertama, kemudian dana akan dikonversikan ke mata uang kripto lainnya termasuk Bitcoin. Ini dimaksudkan untuk menutupi jejak pelaku kejahatan siber.

Upaya pemerasan juga diprediksi akan meningkat. Operasi kejahatan siber yang sukses dan pemberitaan yang semakin luas pada tahun ini membuat pelaku ancaman ransomware akan semakin bertarget secara sistematis.

“Para penjahat siber untuk serangan DDoS dan ransomware akan lebih banyak menargetkan organisasi sebagai korbannya dengan hilangnya data dan proses pemulihan yang melelahkan,” kata Dmitry.

Kelompok ransomware juga akan lebih banyak mengeksploitasi zero-day. Kapersky mendefinisikan zero-day sebagai waktu kerentanan yang belum ditemukan oleh pengembang. Kelompok ini juga akan mengeksploitasi N-days untuk meningkatkan efektivitas serangan mereka.

“Meskipun membeli eksploitasi adalah upaya yang cukup memakan biaya, berdasarkan jumlah keberhasilan yang diperoleh beberapa operator ransomware dari korbannya, mereka sekarang memiliki cukup dana untuk diinvestaskan di dalamnya,” ujar Dmitry.

Pencurian Bitcoin akan menjadi lebih menarik karena banyak negara yang jatuh ke dalam kemiskinan akibat pandemi. Para peneliti Kapersky memprediksi, lemahnya mata uang akan berdampak pada banyak orang yang fokus pada penipuan yang menuntut Bitcoin atau mencuri Bitcoin sebagai mata uang kripto yang paling luas.

Dmitry mengatakan, strategi baru kejahatan finansial lainnya adalah menjual kembali akses bank hingga menargetkan aplikasi investasi, dan pengembangan lebih lanjut dari tren yang sudah ada seperti perluasan lebih besar dari skimming kartu dan ransomware yang dihunakan untuk menargetkan bank.

“Memperkirakan potensi ancaman yang akan datang itu penting, karena memungkinkan kami untuk mempersiapkan diri di masa datang. Kami yakin prediksi para ahli akan membantu banyak profesional keamanan siber untuk mengerjakan model ancaman mereka,” tutup Dmitry.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related

award
SPSAwArDS