Wisata Halal Asing Incar Pasar Indonesia

marketeers article

Wisata halal tengah menjadi sektor perhatian baru bagi banyak negara di dunia. Tidak hanya negara muslim, beberapa negara minoritas muslim seperti Jepang, Thailand, dan China melirik Indonesia sebagai pasar yang potensial.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Pariwisata, pada 2013 jumlah turis muslim mencapai 6,3% dan diprediksi terus meningkat. Tingginya angka wisatawan muslim mendorong wisata asing untuk mengakomodir kebutuhan wisatawan muslim

Beberapa negara seperti China meningkatkan kesiapan mereka dalam menyambut halal tourism dengan mengeluarkan sertifikat halal dan muslim friendly. Sertifikat ini menyasar hotel, restoran, tempat pembelanjaan, objek wisata, dan rest area dalam memberikan pelayanan yang ramah muslim. Sertifikat halal terkait dengan penyediaan makanan dan minuman halal, sementara muslim friendly certificate meliputi penyediaan fasilitas ibadah yang layak, dan adanya pemisah antara yang halal dan haram.

Sebagai pasar yang potensial, Indonesia kerap mendapat undangan dari berbagai negara untuk menilai kesiapan mereka memasuki halal tourism. “November tahun lalu, Taiwan mengundang wisatawan Indonesia untuk melakukan simulasi halal tourism, dan dalam empat bulan mendatang tiga puluh travel Indonesia mendapat undangan simulasi halal tourism di Thailand,” jelas Priyadi Abadi, CEO Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF).

Abadi menambahkan, Indonesia belum menyadari besarnya potensi wisata muslim. Saat ini, agen travel Indonesia masih berkutat pada sektor haji dan umroh. “Indonesia menjadi sasaran market yang luar biasa bagi negara luar, tapi kita belum mempersiapkan diri dengan potensi besar yang kita miliki” jelas Priyadi.

Halal tourism memiliki potensi yang besar bagi para pengusaha agensi travel di Indonesia. Mampukah Indonesia menjadi penyedia wisata ramah muslim dan tidak hanya menjadi market negara asing?

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related

award
SPSAwArDS