Wujudkan NZE, Pertamina Kembangkan Carbon Capture Storage

marketeers article
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. (FOTO: Dok Pertamina)

PT Pertamina (Persero) tengah mengembangkan teknologi penangkapan emisi karbon atau Carbon Capture Storage/Carbon Capture Utilization and Storage (CCS/CCUS). Upaya ini dilakukan untuk mengejar target pemerintah dalam mewujudkan bebas emisi karbon atau net zero emission (NZE) 2060.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina menuturkanpengembangan CCS dilakukan perseroan sekaligus untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi (migas) yang ramah lingkungan. Selain itu, perseroan melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan sejumlah pihak terkait implementasi CCS.

BACA JUGA: RI Mampu Serap Karbon 400 Giga Ton, Dorong Investasi Tekonologi

Adapun pihak-pihak yang turut menandatangani MoU, yakni PT Pertamina Hulu Mahakam, PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga dan PT Pertamina Hulu Rokan, yang bekerja sama dengan Kementerian ESDM, Chevron serta Mitsui. Nantinya, perseroan memainkan perannya sebagai pemasok energi nasional yang berkelanjutan sekaligus memberikan solusi pengurangan karbon dan meningkatkan perekonomian serta multiplier effect lainnya.

“Pertamina siap dan berkomitmen untuk berkontribusi terhadap upaya negara sebagaimana terangkum dalam Peta Jalan NZE kami. Peta jalan ini dilandasi oleh tiga pilar strategis utama, yaitu dekarbonisasi pada aset yang ada, pengembangan bisnis energi ramah lingkungan, dan inisiatif negatif karbon seperti CCUS & Nature-Based Solutions (NBS),” kata Nicke dalam International & Indonesia Carbon Capture and Storage (CCS) Forum 2023, Selasa (12/9/2023).

BACA JUGA: Pertamina Raih Produksi Minyak 10.000 Barrel di Lapangan Petani

Menurutnya, peran aktif Pertamina dalam pelaksanaan operasi CCUS telah ditunjukkan dengan injeksi CO2 di Lapangan Pertamina EP-Jatibarang, Jawa Barat. Teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) yang memanfaatkan CO2 untuk huff and puff telah memberikan dampak positif pada reservoir.

Selain itu, Pertamina juga akan melakukan kegiatan injeksi CO2 di Lapangan Sukowati, Jawa Timur, untuk meningkatkan produksi minyak dan gas sekaligus berpotensi menyimpan CO2. Pertamina, lanjut Nicke, secara aktif mendukung target penting pemerintah untuk menjadi salah satu pelaksana CCS Hub di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Misi Indonesia untuk mengembangkan CCS memiliki masa depan yang menjanjikan, mengingat sumber daya alam yang melimpah, seperti minyak, gas bumi, dan batu bara, membuktikan adanya cekungan sedimen yang berpotensi cocok untuk penyimpanan CO2 di seluruh negeri. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa terdapat potensi kapasitas penyimpanan hingga 400 gigaton (GT) di cekungan sedimen tersebut. 

Posisi geografis Indonesia juga dipandang menguntungkan transportasi CO2 lintas batas negara, sehingga mendukung pengembangan CCS Hub di kawasan Asia Pasifik.

“Jika diperlukan, kami juga siap terlibat aktif dalam peraturan dan kebijakan mendatang untuk menciptakan ekosistem CCS/CCUS yang lebih komprehensif di Indonesia,” ujarnya.

Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) menyebutkan saat ini teknologi CCS/CCUS sudah diterapkan oleh negara-negara dunia, sebagai upaya menekan emisi. Pengembangan CCS Hub di Tanah Air memiliki potensi besar, mengingat Indonesia kaya akan sumber daya alam. Indonesia juga memiliki potensi penyimpanan hingga 400 gigaton.

”Melalui kolaborasi dan berbagi pengetahuan, kita dapat memanfaatkan potensi penuh CCS untuk mewujudkan masa depan Asia Tenggara yang berkelanjutan,” kata Luhut.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS